Aku
mencintaimu, Karena kau nyata
jarimu membiru, hatiku yang terluka
dengan jelas rintihan suaramu dari sini,
yang membuat hatiku menangis
dan mataku mengeluarkan derai air mata
dan pipiku menjadi sungai air mata.
ah, mengapa kubiarkan dirimu di sana sendiri tanpaku?
sehingga tanganmu terluka membiru
kendati itu hanya sebuah kealpaan
bukankah di era penciptaan, diri ini ditugaskan untuk
menjagamu
waktu yang lalu, ini masih kuingat dengan jelas
aku selalu setia membukakan dan menutup pintu
Serta menyilakan mu
duduk di samping kiriku
dan tanpa pernah merasa bosan melirik wajahmu
selalu merasa waktu demikian singkat untuk bertemu lalu
berpisah
kini, menjadi jelas bagiku
ini setelah sekian windu kita tak bersua
kurasakan, dan ku maknai satu persatu
setiap kejadian yang kita lalui di masa lalu
kusesali diri ini, mengapa waktu dan tempat memisahkan
kita
mengapa juga tak setia diri ini menjagamu…?
oh, kekasihku
adakah kau masih menantiku
dan menunggu kehadiranku
agar kita lalui jalan hidup ini
seperti kita ikrarkan di pantai indah
dengan alunan nada riak ombak yang bersahutan
mengiringi
nyanyian hati kita berdua kala itu, “I love you because you exist…”
kalau kau masih menungguku di altar keabadian
beri aku kesempatan membelai jarimu
memijatnya dengan kelembutan suara hatiku
menyatukan kembali serpihan-serpihan cinta
dan mengalirkannya ke belahan jiwamu
serta membisikkan dengan lembut ke telingamu, “would not
you accept me back?”
***
No comments:
Post a Comment