Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Thursday, December 25, 2008

14022 bin 24/7

14022 bin 24/7

Anda lapar di tengah malam dan tidak ingin “menyiksa” isteri untuk bangun hanya untuk merebus mie instan? Kontak saja 14022 dari hanphone anda. Tak lebih dari ½ jam, pesanan anda akan hadir dan perut yang kroncongan akan jinak.

Masalah perut memang bukan urusan mudah, sampai-sampai Orang Bijak berkata, “ Stomack can not wait”. Orang Batak mengenalkan isitilah ini dengan :

“Palu-palu ni ogung,
palu-palu ni sombaon,
molo male butuha,
manangko pe ulaon,”

yang artinya kira-kira, jika perut lapar, mencuri pun dikerjakan dan menjadi sah.

Kentucky Fried Chiken melounch nomor 14022 ini ke masyarakat. Memang bukan hal baru karena sebelumnya sudah ada 14045 dari Mc Donald. Tidak tanggung-tanggung, mereka bisa melayani masyarakat selama 24 jam dan non stop selama 7 hari, tanpa mengenal libur, karena sistem sudah mereka bangun dengan, “Kami ada, di mana anda ada.” Ini semua untuk memberi kenyamanan dan kemudahan bagi, sebutlah customernya.

Penerbit media cetak, katakanlah yang ada di Jakarta, jangan-jangan sudah lebih dahulu pula. Karena setahu penulis, agen berserakan di mana-mana, yang secara otomatis menjadi penyedia produk penerbit, sehingga penerbit tidak perlu harus membuat Unit Layanan sendiri. Karena toh, yang jadi persoalan, bukanlah soal kepemilikan, tetapi apakah produk terjual, omzet meningkat, dan profit tercipta. Itu yang perlu.

Sayang memang, keberadaan yang demikian, belum pernah di manage secara intelek oleh penerbit. Bahkan tidak satu penerbit pun yang pernah mau me-managenya. Karena semua merasa adalah pemilik agen dan pemilik loper. Itulah Indonesia…. Buktinya, belum pernah ada standarnisasi pelayanan seperti apa agen dan loper melayani langganan,” Engkau begitu, aku begini sama saja”.
***
Pada hari Minggu, 14/12, FS tiga tidak menerima kiriman suratkabar dari penerbitnya. Mobil yang biasanya mengantar mampir juga ke Jl.Bahagia Raya. Supirnya bilang, “Pak, jatahnya tidak ada. Dicoret,” sambil si supir menunjukkan surat jalannya. Benar . Di dalam daftar itu, memang dicoret tanpa alasan yang jelas.

Senin, staf FS tiga menelpon dan menanyakannya. Terus terang, hubungan dengan penerbit media yang bersangkutan sangat baik. Dan tidak ada masalah pembayaran, karena FS tiga masih yang terbaik di sana. Maklum jatah langganan pun hanya 15. Tahu apa jawabannya?

Setelah di pingpong sana-sini, seorang cowok yang sepertinya bagian sirkulasi menjawab dengan nada menyanggah. “ Ah, jangan-jangan sudah dikirim, hanya mengaku-ngaku aja…” katanya dengan nada curiga.

Jawabannya memang manyakitkan hati. Tapi, tidak ada alasan untuk sakit hati, karena ini menyangkut kwalitas, dan menjadi gambaran umum sirkulasi di Indonesia. Bukan apa-apa, yang lebih parah dari situ masih ada. Misalnya, disuruh mengambil ke sirkulasi, kalau diklaim kurang atau tidak terima.

Lalu. Lalu saya teringat dengan sebuah istilah dalam hukum : “Kepastian Hukum.” Istilah ini, memberikan semacam perlindungan kepada masyarakat dengan memberi defenisi yang pasti terhadap hukum, supaya pencari keadilan, dapat mendapat keadilan.

Tapi, di Indonesia, jangan coba-coba bertanya kepastian kehadiran media cetak di keagenan. Agen boleh – boleh aja membuat peraturan kehadiran loper untuk datang pukul 4.00 pagi hari, tanpa ada kepastian pukul berapa mereka bisa berangkat mengantarkan ke langganan. Mengapa begitu? Karena tidak pernah ada catatan waktu yang jelas pukul berapa suratkabar sampai di agen. Dan ini dia, belum pernah tertulis dalam pasal perjanjian antara agen dengan penerbit yang mengatur soal itu. Orang Batak bilang:

“Ijuk di para-para, hotang di parlabian.
Nabisuk nampuna hata, na oto tu pargadisan.”


Artinya?

Tanya saja Drs. Leo Batubara atau Apul D Maharaja. Dia pasti akan sukacita menjelaskannya…

***

Blessing

Blessing

Di antara duka, pastilah bertebaran suka cita. Lihatlah, tangis pemilik rumah yang kebakaran akan memberikan luapan kegembiraan bagi pemulung. Tetapi janganlah buru-buru memberi pernyataan kalau tukang peti mati berharap dan mendoakan supaya banyak yang meninggal dunia untuk mendapatkan rezeki yang melimpah.

Rudolf Pardede, langsung ambil kendali dan menjadi orang nomor 1 di Sumatera Utara, ketika pesawat Mandala yang ditumpangi T.Rizal Nurdin meledak di udara dan menewaskan seluruh awak dan penumpangnya. Boleh-boleh saja raut wajah menunjukkan sedih dan air mata mengalir…, tapi siapa yang tahu hati manusia?

Tak bisa disangkal, ada perubahan yang luar biasa dalam peta distribusi pers di penghunjung 2008 ini. Tak pernah ada yang menduga, tapi mata terbelalak dan mulut bergumam : “Apa, betul?”

Sebelumnya, semua mengalir seperti desas-desus. Maklum, di negeri ini desas-desus menjadi komoditi utama. Tumbuh cepat dan lebih sering mengalahkan fakta. Tetapi kini, setelah nama-nama mulai terpampang, orang-orang baru berdecak kagum dan lalu mulai tumbuhlah desas-desus yang baru dengan pertanyaan-pertanyaan, “ Ada apa? Apa yang terjadi?”

Sebetulnya apa pun yang terjadi adalah hal yang biasa. Tidak ada yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan. Toh, sudah disepakati, bahwa semua insan pers yang ada di Indonesia, Redaksi-Sirkulator-Agen-loper adalah insan yang bertugas untuk meningkatkan minat baca bangsa. Opla media cetak, masih sangat kecil dibanding jumlah penduduk. Artinya, mari saling mengasah untuk memperbaiki mutu dan pelayanan agar tiras menjadi naik. Maksudnya tidak perlu saling menjegal atau saling mengalahkan, tapi mari berlomba untuk menjadi yang terbaik.

Hidup Sirkulator
Hidup Loper.

HIKMAH


Hikmah
(Orang Dalam)


Tahun 2009 produksi sepatu Irak akan membajiri pasar dunia. Ini tidak terkait dengan kwalitas yang lebih baik daripada sepatu made in Italia, atau harga yang lebih murah dibanding produksi China atau Indonesia. Tetapi lebih pada kebanggaan setiap orang, khususnya yang merasa dirinya tertindas atau yang selama ini terkungkung dalam ketakutan, karena kebebasannya telah “dikerangkeng” oleh AS, melalui George Bush. Estimasi ahli ekonomi sepatu tersebut akan sangat laku keras di dunia ketiga atau Negara-negara yang terbelenggu oleh hegemoni AS, termasuk Indonesia.

Memang, saat ini, pengadilan di Irak masih sedang memastikan, perusahaan sepatu mana yang memroduksi sepatu yang dipakai oleh Muntazer al Zaidi melempar George Bush. Karena terkait dengan hak patent, dan agar lebih mudah menghitung royalty bagi Zaidi?

Siapa Zaidi? Kok berani, dan siapa otak di belakang itu semua. Adakah konspirasi Internasional di belakang semua itu? Ataukah Zaidi hanya sekedar membuat sensasi dan mencari popularitas?
Pertanyaan-pertanyaan yang terlalu umum, tetapi sebenarnya persoalannya sangat sederhana, karena orang awam juga tau…


Zaidi hanyalah seorang reporter. Hanya bermodalkan card dia mudah masuk ke mana pun. Nah, inilah yang dipakai oleh prajurit-prajurit AS untuk menyampaikan message kepada Bush, bahwa mereka sudah lelah berperang dan rakyat Irak sudah jenuh dengan slogan-slogan AS yang menyatakan, bahwa mereka harus ada di Irak untuk kemakmuran rakyat Irak, yang pada kenyataannya tidak ada perubahan bahkan menyengsarakan lebih banyak rakyat.


Prajurit AS sudah sangat lelah. Mereka telah berjibaku dari perang yang satu ke perang yang lain; dari Lebanon pindah ke Afganistan, dan kemudian Irak. Doktrin Bush terhadap prajurit jelas. AS harus kuat. Dan harus bisa menjadi polisi dunia. Kenyataannya, ini hanya sekedar taktik dan strategi agar perusahaan minyak Bush aman dan bisa melipat-lipatkan keuntungan. Tentu saja para Jendral di sekeliling Bush menikmati priveledge. Karena sudah menjadi kepastian di zaman sekarang, tidak ada lagi sebuah perang yang jendralnya di depan. Karena itu, yang tewas dan menderita adalah prajurit. Para jendral hidup bermewah-mewah, dan Bush bisa ekspansi terus. Konsep Bush yang tidak bisa ditawar-tawar, setiap tahun harus tambah satu kilang minyak.


Sikap Obama?


Obama mendapat durian runtuh dari kejadian ini. Dia tersenyum. Dia tidak suka perang dan kekerasan. Ini sesuai dengan latar belakangnya yang sangat cerdas. Dia yakin, bahwa perang akan memakan energy dan biaya tinggi. Ancaman-ancaman bukanlah hal yang terlalu efektif. Ancaman, sangat melemahkan jiwa dan pasti menciptakan “api dalam sekam” atau sebutlah bom waktu yang sesewaktu bisa meledak. Setiap kali ada kesempatan, dia selalu menganjurkan untuk membuat masyarakat freedom from fear—bebas dari ketakutan.

Dalam pikiran Obama, untuk bisa mengontrol dunia, tidak lagi dengan peluru tajam , bom, dan atau segala sesuatu yang menakutkan. Dia yakin, dengan perbuatan baik cukuplah. Artinya dengan memberi bantuan ke dunia ketiga, semisal, pendidikan, pangan, pinjaman lunak dan kesehatan, serta alat-alat kerja yang dibutuhkan dunia ketiga, pasti akan membuat masyarakat dunia berpaling kepada kepada mereka.

Jadi untuk apa perang, jika dengan membantu dan atau perbuatan baik dapat mengontrol dunia?.
***
Selamat Natal bagi rekan yang merayakannya. Kita sambut 2009 dengan penuh optimism : metode SP. SP bukan Suara Pembaruan. Tapi : Smile and Peace. ( mohon maafku, jika ada ucapan dan perbuatanku yang tidak berkenan di hati semua rekan-rekan. )

KOPI PAHIT

Kopi Pahit
Oleh : Laris Naibaho


Tukul sempat meringis, ketika acara yang dibawakannya Empat Mata dilarang tayang. Tapi, barangkali, sesuai slogannya Never Give's Up, dengan menambah satu kata Bukan Empat Mata, kini koceknya malah berlipat ganda.

Bukan Empat Mata, memang bukan karya semata Tukul. Kreator di belakangnya, tidak pernah berhenti mencari thema-thema yang aktual dan menarik untuk disajikan kepada penonton. Hasilnya, kendati acara ini sudah lebih satu tahun; Empat Mata + Bukan Empat Mata, penonton tetap setia dan jumlahnya bertambah tiap malam. Tentu saja dengan bertambahnya pemirsa, pemasang iklan pun berlomba-lomba untuk menjadi sponsor.
***
Kabar terbaru, di AS ada beberapa penerbit suratkabar yang bankrut, karena terlilit utang, atau adanya kejenuhan dari CEO nya untuk mengelola usaha penerbitan; meletihkan, tidak prospek dan atau memang sengaja membankrutkan diri, dan mengalihkan modal yang ada untuk membangun perusahaan di luar penerbitan, karena untungnya lebih besar, lebih cepat dan tidak perlu harus lelah menghadapi media internet yang sudah membumi dan nampaknya sulit dihambat.

Apakah penerbitan di Indonesia, lebih khusus lagi penerbitan yang berdomisili di Jabodetabek akan ada yang mengikuti? Ini pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak agen. Soalnya, dengan kondisi sekarang saja, agen sudah "kedap-kedip". Pembaca dan pelanggan berkurang, kecuali karena bersaing dengan media elektronik + Internet, juga pengaruh krisis global, yang menyuburkan angka pengangguran di kelas menengahbawah.
***
MenaiKkan harga suratkabar saat ini, tentu bukanlah bijaksana. Menutup apalagi, karena siapa lagi yang akan mendorong meningkatkan minat baca bangsa kalau bukan penerbit media cetak? Benar, menjadi pilihan pahit antara idealisme dengan bisnis yang bertujuan profit. Tapi masa iya awak penerbitan, sebutlah para CEOnya yang banyak juga alumni AS kalah sama Tukul?

Redesign halaman dan Format

Bila di situ ada pikiran, pasti ada jalan. Ada masalah ada solusi. Di awal kemerdekaan sedan-sedan di Indonesia besar-besar. Tapi, lihatlah di jalan, "small is beautiful" dan yang kecil itu lebih diminati, asalkan masih memenuhi kebutuhan pemaikanya.

Barangkali saja, mengambil contoh dari itu, penerbit mulai berpikir mengurangi jumlah halaman. Toh, banyak juga isinya hanya "berita basi", artikel "gendeng" dan ini dia...banyak juga iklan "busuk" yang kemarin, hari ini dan ntah sampai kapan ada trusssssssssssss. Padahal, saya dan Wim Tangklisan sudah sepakat mendefenisikan bahwa "Iklan adalah Berita".

Yang juga mungkin bisa di reduce adalah lebar halamannya. Tidak perlu lebar-lebar. Tangan saya selalu pegal melebarkan koran yang lebar. Ada suratkabar yang enak dibaca, tapi karena terlalu kecil, isinya sedikit dan iklannya tidak ada, menjadi sangat sulit untuk ditawarkan ke pembaca.

Jadi, untuk suratkabar-suratkabar yang berhalaman tebal, tapi isinya tidak lagi, maaf, tidak lagi perlu-perlu amat, pangkas saja. Trus, format, misalnyalah 11 cm lebarnya, kurangi 2 cm. Redesign format iklan displaynya, dan naikkan harganya. Pasti akan banyak uang yang bisa didapat; dari iklan dan dari cost untuk kertas.

Nah, penghasilan dari Iklan tentu saja digunakan untuk mengembangkan usaha penerbit itu sendiri. Sedangkan dari pengurangan kertas dialokasikan untuk loper, untuk buat tas, bantuan sepeda, dan biaya premi asuransi rawat inap, dan sekali setahun ber Happy New Year di Jakarta Convention Centre. Iya, nggak?
***
(Ngggggggggggggggggggak)
Kalau begitu, anda kalah sama Tukul.


--------------------------------------------------------------------------------
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!!
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah