Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Wednesday, February 24, 2010

Bank Century Di Lapo


Ntah, sampai KABAN masalah Bank Century ini selesai, Ussok. Para PAKAR ekonomi saling SILALAHI. Semua merasa diri benar, dan kebenaran seolah-olah hanya berada pada diri dan kelompok masing-masing. Kalau semua mengklaim diri benar, lalu kebenaran mana yang tidak benar? Ah, kupikir mereka ini sudah pada LIMBONG semua?

Kasus Century ini telah menyita semua energy SIJABAT dan rakyat Indonesia. Mereka lupa, bahwa PLN yang nyala-mati, nyala mati, karena pasokan BATUBARA untuk bahan BAKARA yang menipis, atau lebih tepat disebut dalam keadaan yang sudah GINTING, seharusnyalah ada yang SIBARANI mengambil alih kepemimpinan, sehingga rakyat tidak lebih lama sengsara. Lihatlah, harga-harga di pasar menjadi SILANGIT, karena para menteri yang mengawaki ekonomi otaknya sudah SITOMPUL, sehingga TAMBUNAN hutang LN kita terus SITINJAK, dan dalam 4 tahun ke depan, sepertinya tidak mungkin MANURUNG, apalagi setelah ditandatanganinya perdagangan bebas China-ASEAN.

Ussok, hasian.

Dalam PANDIANGAN amongmu ini, seharusnya pansus ini segera memutuskan, apakah akan memejahijaukan mereka yang dianggap melanggar hukum atau memetieskannya. Rakyat sudah bosan, dan lebih baik mereka mengurusi hutan yang mulai GIRSANG karena ulah penebang yang tidak bertanggungjawab, yang mengakibatkan habitat SINGARIMBUN, SINAGA menjadi terancam. Hal yang mendesak, upah buruh HARIANJA, yang tidak lagi bisa menjangkau harga barang-barang yang naik NAPITUPULU prosen, sehingga para buruh hampir setiap minggu SIHOTANG sana-sini untuk mengasapi dapur. Karenanya, tidak berlebihan, jika karyawan rendahan di perusahan atau pegawai negeri menjadi sering SIMORANGKIR untuk mencari uang TAMBA-han, bukanlah sesuatu yang asing lagi, ussok. Salahkah mereka? Padahal petinggi di negeri ini, karena gaji yang besar dan “tonjakannya” cukup wah, maka mereka bisa merasakan PERANGIN-ANGIN di BUKIT yang menyajikan segala macam kesenangan.

Ussok,

Ada keraguan amongmu ini untuk menapaki masa depan. SEBAYANG di benak jika harga-harga sembako SITORUS bergerak naik seperti apa yang amongmu amati setiap hari di PASARIBU, maka pada saat kau berumur 6 tahun nanti dari sekarang , amongmu ini sudah pasti tidak mampu menyekolahkanmu. Aneh memang, hasian. Para pengambil keputusan di negeri ini, sepertinya hanya mementingkan diri sendiri dan tidak lagi NAMBELA rakyat. Padahal SIMARMATA mereka jelas melihat betapa sengsaranya rakyat saat ini. Gula, garam, dan sembilan bahan pokok trus merangsek ke atas. Bayangkan, segelas air mineral saja, harganya PANGARIBUAN, padahal sumber daya air melimpah-ruah di negeri ini, salah satunya adalah DANAU TOBA. Tidak logis memang,kalau di negeri ini, bisa lebih mahal air daripada bensin.

Ussok, capatlah besar.

Dan jangan usik aku dengan tangismu. Tangismu seolah-olah menggugat Tulangmu NAHUM SITUMORANG, yang memaparkan dalam lagunya, betapa banyak hassang, padi, bawang dan hewan-hewan di SAMOSIR yang kini hanya sekedar untaian bait kata dalam lagu. Karena sesungguhnya, ini menurut Lae SIMBOLON, Calon Bupati 2010, di atas SAMOSIR sana, hutannya sudah gundul, sungainya sudah kering,karena penebangnya sudah pada SEMBIRING atau tidak waras, karena demi mengejar keuntungan, hutan yang seharusnya bisa mengayunkan angin SIREGAR, kini tinggal menyisakan panas dan kekeringan...

Dan, ah ussok hasian, jadilah kelak engkau Presiden, dan HARAHAP saya begitu tinggi padamu, semoga nanti keberanian bersarang dipikiranmu untuk memberantas dan mengandangkan semua orang tidak menyayangi hutan, yang korupsi, yang mengemplang pajak, tanpa syarat, dan tanpa kompromi. SILAEN itu, permintaanku itu mutlak, katakanlah yang benar itu benar. Jangan pernah takut, mengeluh, apalagi minta dikasihani. Karena itu bukan sebagai ciri kepemimpinan yang tangguh. Kelak dari balik tanah dimana jasadku bersemayam, akan kudampingin dirimu untuk menjadi Presiden yang tegar.

***

(Laris Naibaho—Ketua Umum, Yayasan Loper Indonesia—tinggal di Jakarta)

telah dimuat di Harian Umum Batak Pos, Jumat 19 Februari 2009

Wednesday, February 17, 2010

Bank Century Di Lapo


Bank Century Di Lapo

Ntah, sampai KABAN masalah Bank Century ini selesai, Ussok. Para PAKAR ekonomi saling SILALAHI. Semua merasa diri benar, dan kebenaran seolah-olah hanya berada pada diri dan kelompok masing-masing. Kalau semua mengklaim diri benar, lalu kebenaran mana yang tidak benar? Ah, kupikir mereka ini sudah pada LIMBONG semua? Lalu KABAN

Kasus Century ini telah menyita semua energy SIJABAT dan rakyat Indonesia. Mereka lupa, bahwa PLN yang nyala-mati, nyala mati, karena pasokan BATUBARA untuk bahan BAKARA yang menipis, atau lebih tepat disebut dalam keadaan yang sudah GINTING, seharusnyalah ada yang SIBARANI mengambil alih kepemimpinan, sehingga rakyat tidak lebih lama sengsara. Lihatlah, harga-harga di pasar menjadi SILANGIT, karena para menteri yang mengawaki ekonomi otaknya sudah SITOMPUL, sehingga TAMBUNAN hutang LN kita terus SITINJAK, dan dalam 4 tahun ke depan, sepertinya tidak mungkin MANURUNG, apalagi setelah ditandatanganinya perdagangan bebas China-ASEAN.

Ussok, hasian.

Dalam PANDIANGAN amongmu ini, seharusnya pansus ini segera memutuskan, apakah akan memejahijaukan mereka yang dianggap melanggar hukum atau memetieskannya. Rakyat sudah bosan, dan lebih baik mereka mengurusi hutan yang mulai GIRSANG karena ulah penebang yang tidak bertanggungjawab, yang mengakibatkan habitat SINGARIMBUN, SINAGA menjadi terancam. Hal yang mendesak, upah buruh HARIANJA, yang tidak lagi bisa menjangkau harga barang-barang yang naik NAPITUPULU prosen, sehingga para buruh hampir setiap minggu SIHOTANG sana-sini untuk mengasapi dapur. Karenanya, tidak berlebihan, jika karyawan rendahan di perusahan atau pegawai negeri menjadi sering SIMORANGKIR untuk mencari uang TAMBA-han, bukanlah sesuatu yang asing lagi, ussok. Salahkah mereka? Padahal petinggi di negeri ini, karena gaji yang besar dan “tonjakannya” cukup wah, maka mereka bisa merasakan PERANGIN-ANGIN di BUKIT yang menyajikan segala macam kesenangan.

Ussok,

Ada keraguan amongmu ini untuk menapaki masa depan. SEBAYANG di benak jika harga-harga sembako SITORUS bergerak naik seperti apa yang amongmu amati setiap hari di PASARIBU, maka pada saat kau berumur 6 tahun nanti dari sekarang , amongmu ini sudah pasti tidak mampu menyekolahkanmu. Aneh memang, hasian. Para pengambil keputusan di negeri ini, sepertinya hanya mementingkan diri sendiri dan tidak lagi NAMBELA rakyat. Padahal SIMARMATA mereka jelas melihat betapa sengsaranya rakyat saat ini. Gula, garam, dan sembilan bahan pokok trus merangsek ke atas. Bayangkan, segelas air mineral saja, harganya PANGARIBUAN, padahal sumber daya air melimpah-ruah di negeri ini, salah satunya adalah DANAU TOBA. Tidak logis memang,kalau di negeri ini, bisa lebih mahal air daripada bensin.

Ussok, capatlah besar.

Dan jangan usik aku dengan tangismu. Tangismu seolah-olah menggugat Tulangmu NAHUM SITUMORANG, yang memaparkan dalam lagunya, betapa banyak hassang, padi, bawang dan hewan-hewan di SAMOSIR yang kini hanya sekedar untaian bait kata dalam lagu. Karena sesungguhnya, ini menurut Lae SIMBOLON, Calon Bupati 2010, di atas SAMOSIR sana, hutannya sudah gundul, sungainya sudah kering,karena penebangnya sudah pada SEMBIRING atau tidak waras, karena demi mengejar keuntungan, hutan yang seharusnya bisa mengayunkan angin SIREGAR, kini tinggal menyisakan panas dan kekeringan...

Dan, ah ussok hasian, jadilah kelak engkau Presiden, dan HARAHAP saya begitu tinggi padamu, semoga nanti keberanian bersarang dipikiranmu untuk memberantas dan mengandangkan semua orang tidak menyayangi hutan, yang korupsi, yang mengemplang pajak, tanpa syarat, dan tanpa kompromi. SILAEN itu, permintaanku itu mutlak, katakanlah yang benar itu benar. Jangan pernah takut, mengeluh, apalagi minta dikasihani. Karena itu bukan sebagai ciri kepemimpinan yang tangguh. Kelak dari balik tanah dimana jasadku bersemayam, akan kudampingin dirimu untuk menjadi Presiden yang tegar.

***