Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Monday, July 31, 2006

Iklan Republika

Terima kasih Republika,
Terima kasih Republika,
TErima kasih REpublika,

Kendati ini adalah pestamu, pesta Lopermu, tapi bagaimana pun, ajakanmu untuk semua penerbit untuk bersama-sama menggelar pesta ini, patut diacungi jempol. Semoga ajakan ini menjadi perekat hati semua insan yang bekarja di industri loper, sehingga kelak, semua bisa tersenyum, menyaksikan senyum loper...

FOSPI MASIH ADA?


Ketika Forum Sirkulasi Pers Indonesia (FOSPI) didirikan, agen dan terutama loper banyak yang menaruh harapan, bahwa oraganisasi ini akan memperhatikan nasib yang belum beruntung.

Apakah saat ini FOSPI masih ada? Siapa pengurusnya, dan apa saja yang mereka kerjakan?

Kalau masih ada, banyak yang menaruh harapan padamu, agen dan tentu para loper. Dan jika sudah tidak ada, paling tidak ada pemberitahuan, sebagaimana dulu dibentuk.

Hidup Sirkulasi Pers Indonesia!

W.Ibnu Nurhadi : Berdamai dengan pikiran


Tatap mataku, Pak Ibnu. Tak usah ragu-ragu. Di balik mataku pun mengakui, kita sama. Sama-sama bekerja di pemasaran media cetak. Hanya, bapak lebih nyaman, karena ada perusahaan besar yang melindungimu, jika satu saat bapak harus istirahat karena sakit.

Kita juga sama-sama dekat dengan Loper, Pak. Satu hati satu rasa untuk berbuat yang terbaik untuk orang-orang yang membuat kita nyaman di kantor. Sayangnya, kita tidak cukup mampu untuk menuntaskan apa yang ada di kepala kita... Di atas langit masih ada langit, dan bayangkan, jika kita harus menyuarakan hati ini kepada atasan kita, yang barangkali belum siap untuk mendengar dan melakukan sesuatu...

Pak Ibnu, usah khawatir, Pak. Cepat atau lambat, perhatian kepada sang loper yang membantu kita menyampaikan produk ke pambaca pasti akan sampai. Harus panjang sabar, dan barangkali, kecuali berdoa, kita bisa memakai kiat yang digunakan oleh Ghandi, yang mencapai semua yang diinginkannya dengan damai.

Jadi, Berdamai dengan pikiran adalah kiat jitu menggapai hasil. Setuju khan?
***
Nama : W.Ibnu Nurhadi
Pekerjaan: ME Sirda Fatrmawati Kelompok KOmpas Gramedia
Cita-cita: Jadi orang yang bijaksana
Hobby : Senyum

Friday, July 28, 2006

Lestari Loper Mencarimu



Lestari Luhur, mantan Pemimpin Perusahaan Media Indonesia, di manakah Anda kini...?

Lopermu, agenmu, sampai sekarang masih setia mengerjakan pelayanan terhadap pembaca. Adakah dirimu masih mengingat kami?

Kalaulah berita Loper Fun Run yang akan diadakan Senin, 21 Agustus 2006 sampai ke telingamu, maka dengan segala kerendahan hati, perkenankan kami mengundangmu. Bukan apa-apa, dirimu yang kukenal sangat perhatian terhadap loper. Dan kutahu yang kumau, jangan-jangan ajang ini akan mempertemukan kita kembali, karena berkali-kali kukontak HPmu, selalu asistemu si Veronika yang mengangkat...

Lestari, lestarikan hubungan kita selama-lamanya. Para Loper mengundangmu berdangdut ria...Hadir iya Les...!

Pemred Bisnis Indonesia, Ahmad Djauhar : Akan Hadirkan Menkominfo


"Apa yang harus saya lakukan untuk Loper,Bung?" tanyamu.

"Terserah bapaklah. Loper itu khan Loper Bapak, jadi apa pun yang akan bapak lakukan untuk membahagiakan loper, sepenuhnya ada di tangan Bapak".

" Okelah. Mungkin Bung ragu-ragu untuk menyebutnya?"

"Tidak, Pak. Aku datang ke sini penuh percaya diri. Kutahu Bapak itu ramah, baik, dan itu sudah kulihat pada acara Buka Bersama dengan loper pada yang dilakukan Sinar Mas Grup dengan YLI, tahun yang lalu."

" Ah, Bung ini. Okelah. Agar acara Loper Fun Run ini lebih bersahaja, saya akan usahakan menghadirkan Sofyan Jalil yang Menkominfo itu, lho. Juga, mudah-mudahan, akan saya hadirkan para pengusaha, yang nantinya bisa kerjasama dengan YLI, semisal pengusaha-pengusaha di bidang asuransi. Prudential mungkin bisa saya hadirkan," ujarmu.

"Bagaimana kalau bapak menghadirkan Soebronto Laras yang dulu dekat dengan loper dan kini lebih aktif di otomotif? Siapa tahu, beliau bisa menyediakan doorprize motor Suzuki sebagai tanda kasih kepada Loper".

"Saya akan coba...!"
***
(O, Tuhan, tolong beri keberanian kepada bapak Ahmad Djauhar, untuk menyampaikan keinginan YLI ini kepada Soebronto Laras. )

Pemred The Jakarta Post : Saya akan hadirkan Para Duta Besar


Lembut, bersahaja, juga bersahabat, dan sangat peduli terhadap lawan bicaranya. Tidak menunjukkan perbedaan. Dan ketika kepadanya disampaikan rencana menggelar Loper Fun Run untuk merayakan Loper’s Day 2006, wajahnya berbinar dan sorot matanya tajam seakan di depannya acara Loper Fun Run sedang berlangsung.

Di sela-sela pembicaraan ada tersirat dari wajahnya untuk mencari dan ingin berbuat sesuatu. Dan memang hal tersebut tercetus beberapa saat kemudian. “ Saya akan hadirkan para Duta Besar Negara sahabat untuk meramaikan Loper Fun Run. Don’t worry, I’ll do my best for Loper,” ujarnya tegas.

Endy M. Bayuni, Pimred The Jakarta Post ini memang serius, dan bukan hanya sekedar menyenangkan panitia yang berkunjung ke kantornya, Jumat 28 Juli 2006, di Jl.Palmerah Selatan No.15, karena untuk tujuan itu, dia menugaskan Tiasna Hery, Kepala Sirkulasi The Jakarta Post, untuk mendisain secara khusus Undangan berkop The Jakarta Post-Yayasan Loper Indonesia, untuk para Duta Besar tersebut. “ Kami akan berbuat yang terbaik, untuk para Loper, Bung! Semoga para Loper yang ikut dalam Loper Fun Run ini, dapat menikmatinya,” ujarnya.

Thursday, July 27, 2006

Senyummu Berkah Bagi Loper


Ketika hatimu berteriak,
Ketika sorot matamu memandang tajam,
dan ketika segala sesuatu berputar-putar dalam benakmu tentang Loper,
saat itu, kecantikan wajahmu makin bergelimang cahaya,
karena kecantikan hatimu menambahkan segala yang ada...

Ah, betapa bahagianya para Loper
Karena Wanita secantik engkau, masih peduli Loper
adakah yang masih lebih bahagia daripada Loper?

Jadi Windriyeti, yang kupanggil saja Wiwin,
Wanita Palembang yang kini bersuamikan Pria Pemalang, Jawa Tengah,
betapapun carut-marutnya lalulintas Jakarta
masih kau terobos, untuk bisa mengikuti rapat Loper Fun Run, Kamis, 27 Juli 2006 di Yayasan Loper Indonesia (YLI).

Dari sorot matamu, yang menunjukkan kerinduan, agar siapa pun bisa memberi kesenangan kepada lopermu, loperku, loper kita. Ini sesuai dengan jabatanmu yang Manajer Area di Media Indonesia...

Oiya, Wiwin...setiap milimeter senyummu, akan memberikan luapan kegembiraan kepada teman-teman panitia...Jadi sering-seringlah tersenyum...!

Dukungan Untuk Loper Fun Run Mengalir Deras

Wajah ceria, dan semangat membara tampak dari wajah-wajah awak sirkulasi yang hadir dalam rapat lanjutan pelaksanaan Loper Fun Run. Tak tanggung-tanggung, sebagian di antaranya meninggalkan rapat penting di kantor, hanya untuk mengikuti rapat, yang dipimpin oleh Dedik Supardiono, Manajer Sirkulasi Republika yang menjadi Ketua Pelaksana perhelatan ini.

" Saya tinggalkan rapat dengan rekan pemasang iklan untuk menghadiri rapat ini. Tidak bermaksud apa-apa. Tapi ini untuk menunjukkan penerbitan kami sangat antusias dan mendukung acara ini. Seluruh staf di sirkulasi, iklan dan moga-moga juga awak redaksi akan hadir dalam pesta ini, sekaligus berperan untuk membantu panitia," ujar Windalaksana, GM Koran Tempo dan Majalah Tempo ini, kepada rekan-rekannya yang hadir.

Begitu juga dengan Tyasna Hery, Manager Sirkulasi The Jakarta Post, mengatakan, seperti halnya dalam Loper's Day 2005, mereka akan terjun total, tanpa syarat. "Saya usulkan awak redaksi harian kami akan meliput acara ini, sehingga dunia akan mengakui keberadaan loper di Indonesia," ujarnya.

Rapat yang digelar mulai pukul 14.00 ini untuk mendapat masukan, apa dan bagaimana Loper Fun Run ini akan dilakukan sehingga loper tercinta mendapat hiburan dan perhatian yang sepatutnya, diakhiri dengan seruan dan tepuk tangan. Rosa dari Media Indonesia yang bertanggujawab untuk acara tampak terharu biru menyaksikan rekan-rekannya yang begitu semangat mendukungnya." Saya akan lakukan yang terbaik demi loper," cetusnya pelan, pelan sekali. Mungkin titik puncak keharuan membahana dalam dadanya.

Wednesday, July 26, 2006

MatiKetawaAlaLoper : Loper Lugu

Seorang Loper yang sedang mengendarai motornya dihentikan oleh Polantas sesudah ia meliwati lampu merah perempatan Cempaka Putih. Si Loper rupanya sedang buru-buru mengantar suratkabar ke sebuah apartemen, karena sudah telat datang di agen.

"Tahu, kamu salah apa?” Tanya polisi dengan nada membentak.

"Melanggar lampu merah, Pak Polisi!" ujar si Loper polos.

“Jadi mengapa masih menerobos, padahal sudah melihat lampu merah menyala?”

“Sejujurnya, Pak. Saya tidak melihat bapak! Tapi saya dengan jelas melihat lampu merah menyala,” jawab si Loper tanpa merasa terbeban.

“Kutilang kamu…!”

“Jangan sembarangan ngomong Pak Polisi. Saya ini manusia.”

“Hah, kamu melawan petugas? Kutilang kamu…!” Bentak Pak Polisi kesal.

“Ah, kamu pikir aku ini takut. Perkutut kamu…,” ujar si Loper lepas kendali. Dalam pikirannya Pak Polisi mengejek dia sebagai burung Kutilang.

Pak Polisi : (Menjadi bengong…bengong dan bengong. Sampai lupa mengeluarkan buku Tilang), dan si Loper pun ngeloyor membawa motornya…rrrr.

Semangatnya Cahyo ME Republika


ME yang lain masih ada yang bertanya-tanya, apakah Loper's Day tahun ini ada atau tidak, eh, ME Sirkulasi Republika ini, sudah demikian bersemangat untuk menginformasikan kepada agen-agennya, bahwa Loper's Daya yang bertajuk Loper Fun Run ini akan dilaksanakan, Senin 21 Agustus 2006 yang akan datang.

"Saya senang bangat, Pak! Tak tahu menggambarkannya. Tapi barangkali karena setiap hati saya bertemu dengan para Loper. Saya bayangkan, betapa maraknya hati mereka nanti. Sudah dapat kaos, makan, hiburan, door prizenya besar banget lagi," ujarnya bersemangat. Sangat bersemangat lagi...


Tapi Cahyo, ini pekerjaan bareng-bareng. Jangan lupa mengajak ME dari penerbit lain. SEbab, Lopermu, Loperku, yah Loper kita bersama. Iya, nggak?

Pemimpin Redaksi Koran Investor Daily, Siap Terjunkan Tim Untuk Loper Fun Run


Masih tetap seperti dulu. Seperti 15 tahun yang lalu ketika mengawaki Uang dan Efek. Sederhana, tulus dan bersemangat. Dan lebih bersemangat lagi, kalau sudah menyangkut loper. Masih terobsesi dalam hatinya yang paling dalam, agar loper mendapat tempat dihati semua pihak, bukan hanya dari kalangan Pers, tetapi juga dari pengusaha lainnya. " Tetapi kalau pengusaha Pers pun tidak peduli terhadap loper, lalu siapa lagi?" ujarnya dengan nada bertanya.

"Jadi, Bung jangan ragu-ragu menghubungi saya. Saya siap diperintah, selama itu menjadi kepentingan loper," serunya, dengan senyum dan mata berbinar. "Dan saya akan buatkan tim khusus, agar dapat meliput dari berbagai aspek mengenai kehidupan Loper ini, dan kegiatan ekonomi yang terkait dengannya," ujarnya.

Memang, Primus Dorimulu masih seperti dulu. Tulus dan selalu memberi semangat. Semangat untuk menyemangati laskar yang bernama loper yang menurutnya, tanpa loper media cetak akan lumpuh. ***

Tuesday, July 25, 2006

Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan Pimpin Tim Untuk Liput Loper Fun Run


Willy AP Hangguman, bukan hanya senyum dan gembira menerima panitia Loper Fun Run, tapi juga bersemangat untuk membantu, khususnya memberitakan peristiwa bersejarah yang akan digelar Senin, 21 Agustus 2006.

Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan ini, bahkan terobsesi agar ajang ini menjadi pusat perhatian dunia, karena barangkali menjadi momen pertama di mana lebih 10.000 ribu loper akan berlari-ria di Istora Senayan Jakarta.

“Saya akan turun langsung memimpin tim redaksi untuk meliput. Dan selain itu, saya akan mendorong penerbitan yang saya pimpin untuk berbuat sesuatu, misalnya dengan menjadi jembatan antara YLI dengan perusahan asuransi, sehingga para loper tercinta bisa mendapatkan proteksi kesehatan,” ujarnya bersemangat kepada Sekretaris YLI, Dicky EA.

Pemimpin Redaksi yang sangat berharap keaadaan perekenomian negeri ini akan pulih, sehingga minat beli dan minat baca meningkat lagi, meminta agar seluruh kuli cd berperan menyukseskan acara Loper’s Day yang bertajuk Loper Fun
Run ini.

“ Peranan Wartawan demikian penting dalam kehidupan Loper. Sebab,
mereka sangat bisa mengangkat derajad para Loper di mata masyarat melalui
pemberitaan. Dan jika itu terjadi, percayalah profesi me-loper di kemudian
hari akan menjadi sejajar dengan pekerjaan lain,”

ujarnya dengan roman wajah yang menunjukkan kesungguhan.

Monday, July 24, 2006

Pemimpin Redaksi Sinar Harapan : Kami akan ekspos Loper Fun Run


Pemimpin Redaksi Sinar Harapan : Kami akan ekspos Loper Fun Run

“Kami akan ekspos acara Loper Fun Run. Dan bukan hanya itu, kami pun akan menerjunkan seluruh awak sirkulasi untuk membantu panitia, agar acara tersebut berlangsung sesuai rencana,” ujar Kristanto, Pemimpin Redaksi Sinar Harapan, Senin, 24 Juli 2005, di Ruang Rapat, Gedung Sinar Harapan, Jl. Raden Saleh, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan yang cukup singkat tersebut, Dia berharap agar rekan-rekannya di penerbitan lain juga melakukan hal yang sama dengan apa yang akan mereka lakukan. Harapannya, dengan Loper Fun Run ini, masyarakat luas akan menerima loper sebagai bagian dari diri mereka. “Sudah waktunya Loper ini mendapat perhatian dari semua pihak, karena tanpa mereka mana mungkin media akan sampaia ke pembaca. Jadi marilah bersama-sama menyukseskan Loper Fun Run ini,” pintanya dengan serius.

Who Am I?

W H O A M I ?
By: Laris Naibaho

Who am I?
My body frame pass among the howling dust
Between noise and traffic jam
My skin becomes bruise by the sun’s heat
And the clothes on my entire body,
almost never been worn neatly,
for I have to give chase the buyers

Who am I
My body becomes the arena of promotion
Today I wear a vest with this colour
Another day I do with the other one
I become a human who useful as a money machines
And I am worth, if I earn piles of money

Who am I
Every day these both hands are full of product
I must step forward deftly
And count second by second,
In order to able welcome the buyers
A second wasting, means losing a livelihood
Sometimes I have to hide and seek from the officers
And not rarely become the object of scorn
Merely and because of wish to reach for the sales target

Who am I
I don’t know, whom I belong to?
Therefore, to whom I should complain
When my body becomes tired
And at the moment it will be unable to shout
And run on the street any more

Who am I
It’s imagined in my mind,
If my body has to cooped up in the hospital there
Who cares about me?
Of course, I can share with nobody
There are so many people posses my self, don’t they?


***

Friday, July 21, 2006

Suryo Pratomo Dukung Pelaksanaan Loper Fun Run


"Kami akan dukung Loper Fun Run,"jawab Suryo Pratomo yang lebih terkenal dengan panggilan Tommy, Jumat, 21 Juli 2006 di Gedung Kompas, Jl. Pal Merah Selatan, Jakarta Selatan

Pimred HU Kompas ini, mengemukakan, seperti halnya ketika Loper's Day 11 Maret 2005 yang lalu akan tetap mendukung apa pun yang menyangkut kebaikan kepada Loper. "Bagian redaksi kami akan mengekpos seluruh kegiatan tersebut, agar masyarakat luas tahu tentang keberadaan Loper," ujarnya.

Toomy, dalam pertemuan kilat yang juga dihadiri oleh Pemimpin Umum Warta Kota Dedi Pristiwanto tersebut meminta seluruh panitia untuk bekerja keras, dan memeriksa dengan teliti segala hal yang berkaitan dengan pesta lper tersebut. "Wah, kita pesta lagi bersama Loper iya, Bung?" tanyanya disertai senyum. Yah, senyum khas seorang Tommy.

Thursday, July 20, 2006

Mati Ketawa Ala Loper : Loper Pemberani

Seorang Loper melaju kencang dengan kecepatan 180 km/jam, lebih tepatnya ngebut untuk mengirim koran yang terlambat melintasi jalan raya di tengah kota. Ketika ia melihat didepannya ada sebuah perempatan, dan lampu pengatur LaLin-nya menunjukkan warna kuning, iapun menambah gasnya, hingga pada waktu lampu merah menyala, ia terus melaju tanpa berhenti. Akibatnya, sang petugas,polisi LaLin, mengejar sang pemuda itu karena telah menerjang Lampu merah. Beberapa lama kemudian, tertangkaplah sang pemuda itu oleh polisi yang mengejarnya. Dan, polisi itu bertanya : "Selamat siang, Mas !"

" Selamat siang, Pak ! ", jawab si Loper

"Mengapa anda tidak berhenti ketika lampu merah tadi menyala ? Anda tidak tahu, apa artinya merah ? "

" Berani, Pak! " Jawab si Loper enteng. Di benaknya terekam nama-nama wartawan yang menjadi mitra Polisi yang dia yakin akan membelanya, kalau toh di tilang.Sang Polisi hanya bisa bengong.

Tapi dalam hati mengumpat, “Dasar Loper…!”

***

Dedik Supardiono : Tanggalkan Atribut, Mari Bersatu


Ketua Pelaksana Lofer Fun Run :Tanggalkan Atribut, Mari Bersatu

“Sah saja kita bertarung di pasar. Namanya juga bisnis. Siapa yang lebih dekat dengan Agen atau loper, tentu akan mendapat respon yang lebih tinggi. Tetapi untuk Loper Fun Run ini, mari kita bahu-membahu, agar berjalan sukses,” ujar Dedik Supardiono, Ketua Pelaksana Loper’s Day—Loper Fun Run.

Ajakan tersebut di atas mendapat sambutan yang cukup tinggi dari para sirkulator dan agen media cetak yang hadir pada rapat panitia, Kamis 20 Juli 2006 ruang rapat Yayasan Loper Indonesia, Jl.Tebet Barat IV No.33, Jakarta Selatan.

Rapat yang dilanjutkan di rumah kediaman Agum Gumelar di Jl.Panglima Polim ini menyepakati, akan memberi yang terbaik kepada para Loper, diantaranya akan menghadirkan para artis-artis kondang, seperti para penyanyi di KDI 2.

Rapat tersebut juga dihadiri oleh para Penasehat acara ini, Kamsul Hasan, yang kini jadi ketua PWI Jaya, dan Ian Situmorang, GM tabloid olahraga terkondang saat ini, BOLA.
***

Ketua PWI Jaya : Bolos Kuliah Demi Loper


Ketua PWI Jaya Kamsul Hasan Bolos Kuliah Demi Loper

Kuliah memang penting. Bukan apa-apa, karena tanpa gelar SH dan tidak memiliki sertifikat Advokad bagaimana mungkin untuk membela rekan-rekan yang bekerja di industri pers?

Undang Undang tentang Advokad memang mengharuskan seseorang yang ingin menjadi pembela berlatar belakang hukum, pun harus menjadi anggota AAI. “Jadi saya kuliah lagi di sore hari, agar siapa tahu, jika kelak ada masalah yang menyangkut rekan-rekan di industri pers, termasuk di antaranya para loper, saya dapat membelanya,” ujarnya.

Tapi ternyata, kendati kuliah penting, yang lebih penting lagi, ialah menghadiri rapat panitia Loper’s Day, yang dilaksanakan ruang santai rumah Agum Gumelar, Kamis sore, 20 Juli 2006. “Saya bolos kuliah, Bung. Saya tahu, Loper’s Day yang bertajuk Loper Fun Run, ini jauh lebih penting. Karena saya tahu siapa itu Loper, saya sangat dekat dengan mereka. Mereka perlu diberi perhatian, yah yang sifatnya menghiburlah,” ujarnya, mengenai ajang Loper Fun Run, yang dia sendiri menjadi Penasehatnya.

Kamsul Hasan sangat berharap dan meminta ke semua pihak, khususnya para pengusaha pers, dan awak yang bekerja di industri pers, agar secara bersama-sama mendukung acara ini. “Saatnya Tahta untuk Loper,” tegasnya.

Monday, July 17, 2006

Doa DAri Dunia

Rajawali…

Setelah sekian lama kau bertahan dalam hasrat, semangat, perjuangan dan keuletan yang nan tak kunjung padam
Menyentuh para loper dengan cinta kasih
Memahami para loper dengan kebajikan dan melukis para loper dengan ketulusan, demi menebar benih-benih senyum dengan t’rus bercahya di setiap nafas para loper

Ah…,
betapa bangganya Dunia…
apalagi Penciptanya,
Rajawali, saatnya telah tiba
Ketika sayapmu menggapai senyuman bumi

Ah,
Betapa bahagianya dikau para loper…
Karena adakah bernama Loper’s Day, jika tanpa keberadaaan dan kehadiran seorang Laris Naibaho?
Happi Loper’s Day : 11 Maret 2005

(Doa dari Dunia)

Thursday, July 13, 2006

Majulah Terus Aji Purwoko

Majulah Terus Aji Purwoko

Siapa pun dirimu aku tidak pedul. Apakah Anda seorang pemimpin perusahaan, manager, atau apa pun jabatan yang biasanya melekat pada diri seorang yang menjadi karyawan. Tapi diriku menjadi sangat peduli untuk menganalisa dirimu, karena kau tekun mengerjakan tugasmu, dan terutama ketekunanmu dalam membina Loper yang kau yakini akan dapat menopang seluruh aktifitasmu.

Engkau bilang, bahwa tanpa Loper tugas mu akan menjadi sangat berat, dan karena itu, tiada hari dalam pikiranmu kecuali loper, loper dan loper.

Sering hatimu teriris tersayat jika engkau melihat loper yang sedang terkapar, dan apalagi jika dirimu tidak melakukan banyak hal karena terbatasnya kemampuan dan wewenangmu. Tapi tahukah kau…bahwa setiap titik yang ada dalam pikiranmu mengenai loper, sudah pasti tercatat di Sorga. Jadi majulah terus…karena ada tersurat, “Berbahagialah orang yang tulus hatinya, karena kelak akan melihat Tuhan...” ***

Petinggi Baru The Jakarta Post

Agung Adi Prasetyo, Wakil CEO Kelompok Kompas Gramedia, kini menduduki salah satu kursi komisaris di PT Bina Media Tenggara, penerbit The Jakarta Post.

Informasi yang terbilang cukup menggembirakan di kalangan agen media cetak, masuknya Agung Adi Prasetyo, akan membawa angin segar, khususnya bagi kalangan sirkulasi. Hasil pengamatan banyak orang, selama ini jajaran The Jakara Post buayan mimpi, yang barangkali karena tidak ada saingan media sejenis di nusantara, mereka menjadi terlena.

Berita lain menyebutkan, Daniel Rembeth yang ditunjuk sebagai Direktur Executive, akan menggelar pertemuan dengan jaringannya, khususnya dengan kalangan Agen, untuk menyampaikan visi dan misinya 5 tahun ke depan. Menurut salah seorang stafnya, Daniel akan mengusahakan peningkatan pembaca, termasuk mendorong kalangan siswa SMA dan mahasiswa, untuk meningkatkan penggunaan bahasa Inggeris dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah, saat ini, para ME The Jakarta Post gencar melakukan kontak dengan para agen dan jajarannya, agar dalam program nanti, hubungan saling pengaruh akan tercipta, sehingga satu sama lain menjadi saling memahami untuk mencapai tujuan.
***

Daniel Rembeth (far right), executive dirctor of PT Bina Media Tenggara which publishes The Jakarta Post, poses with shareholders and members of the board after a shareholders meeting Tuesday. From right to left are share­holder Mahtum Mastoem of PT Grafiti Pers, board members Jusuf Wanandi, Sabam Siagian and Fikri Jufri, share­holder Sofyan Wanandi of PT Anugrah Surya Gama, shareholders Harmoko, Agung Adiprasetyo of PT Grarnedia (chief commissioner), HarjokoTrisnadi of PT Grafiti Pers and Sasongko Soedarjo of PT Sinar Kasih; chief editor Endy M. Bayuni, board member Cherly P San­tasa, Ati Nurbaiti of the Bina Media Sejahtera Foundation and general manager finance and administration A. BambangTrisno. S.

Wednesday, July 12, 2006

Susunan Panitia Loper 10 K Terbentuk


Panitia Lari Gembira Loper 10 K terbentuk

PENASEHAT : Agum Gumelar (Ketua KONI)

: Sugeng Hari Santoso

: Tarman Azzam(Ketua PWI Pusat)

: Kamsul Hasan (Ketua PWI Jaya)

: Ian Situmorang ( Tehnis )
:Hinca Panjaitan, SH MH
: Arswendo Atmowiloto (Pembantu Umum)

Ketua Umum : Laris Naibaho
KaHumas : Dedy Pristiwanto
Anggota : Liston Simarmata, Sahala Hutagalung, Fahmi Siregar, Budi Purnomo, Rudi Sinaga

Ketua Pelaksana : Dedik Supardiono
Sekretaris : 1. Dicky EA, 2. Arnold Hutapea

Bendahara : 1. Chamdani, 2. Dipadilaga
Sie Acara : Ali Sadikin

Sie Keamanan : Jafar Irham
Sie Dana : 1.Zulkifli Lubis, 2.Rosa

3. Franklin Richard A. Matulessy
Sie Mobilisasi Loper : Sirkulasi Kompas
Sie P3K / Medis : Ihsan

Friday, July 07, 2006

GM BOLA Yan Situmorang : Siap Sukseskan Acara Loper Fun Run 10 K


GM BOLA Yan Situmorang : Siap Sukseskan Acara Loper Fun Run 10 K

Rencana menggelar Lari Gembira Loper 21 Agustus 2006 nanti, ternyata tidak hanya mendapat respon dari bagian sirkulasi media cetak. Kini, bagian redaksi juga ikut antusias bahkan akan terlibat langsung untuk menjadi pelaksana, agar acara nanti berlangsung meriah dan sukses. “ Saya bersedia mensupervisi acaranya, dan saya pikir acara seperti ini, harus konsisten dilaksanakan setiap tahun, agar para loper tercinta bisa menikmati hari libur,” ujarnya kepada Laris Naibaho dan Arnold Hutapea yang diundang khusus ke Gedung Bola, Jumat, 7 Juli 2006.

Menurutnya, kendati waktunya sudah demikian singkat, tetapi kalau semua organ yang ada di penerbitan memberi hati dan pikirannya, semua akan berjalan sukses. “ Kami memang tidak berpengalaman sebagai Even Organizer. Tetapi hubungan dengan berbagai EO yang bisa melaksanakan perehelatan ini, sangat banyak yang mampu, asalkan kita memberi dukungan yang maksimal,” katanya tanpa ragu.

***
Agum Gumelar : Akan kibarkan bendera Start Loper Fun Run

Dalam pertemuan dengan pengurus YLI, Jumat 7 Juli 2006, Agum Gumelar, menyatakan sangat bahagia jika diminta mengibarkan bendera start di Loper Fun Run, 21 Agustus 2006 nanti. “O, saya sudah banyak ikuti acara-acara. Tetapi ini akan sangat luar biasa, karena saya akan bersama-sama dengan laskar media, yaitu para Loper,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu juga dia menyampaikan terima kasih atas pemberian CD yang berisi Mars Loper. “Saya sangat terharu mendengar Mars Loper . Menurut saya, sudah seharusnya para loper ini mendapat tempat di hati para pelaksana daerah ini. Mereka perlu dibina dan diberi ruang tertentu, agar mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan nyaman dan aman,” tambahnya.

Thursday, July 06, 2006

Agen Terdidik, Penerbit Maju

INOVASI ATAU MATI

Inovasi atau mati. Dan mengikuti arus kemajuan di berbagai aspek kehidupan tentulah sebuah kebijakan yang bijaksana, khsusnya mereka yang bergelut di bisnis. Penggunaan tehnologi,bukanlah sekedar pemanis hidup, tetapi memang dibutuhkan sebagai penyanggah agar tetap bisa nyaman menjalankan bisnis. Hal tersebut mendorong pengurus Yayasan Loper Indonesia, di Jalan Barkah No.49, Juni 2006 lalu, memberikan pelatihan cara membuat blog di internet melalui jasa baik Pemimpin Perusahaan Genie, Budi Purnomo.

Memang tidak mudah memasukkan tehnologi kepada para Agen yang sebagian diantaranya gagap tehnologi atau gatek. Tetapi semangat mereka untuk mengetahui dan jika mungkin mengimplementasikannya dalam dunia keagenan untuk mengikuti zaman, haruslah diacungi jempol. "Saya menyadari sangat tertinggal. Dan saya kira pelatihan ini membuka mata saya, yang siapa tahu generasi pengganti saya bisa menggunakannya," ujar Franz Tanti Darma, Pimpinan Dian200 Agency. Jadi inovasi atau mati?

ME The Jakarta Post, Toni Napitupulu, Siap Bantu Menyukseskan Loper Fun Run 10 K


ME The Jakarta Post, Toni Napitupulu, Siap Bantu Menyukseskan Loper Fun Run 10 K

Gayung bersambut dari kalangan sirkulasi penerbit pers Indonesia untuk mendukung terselenggaranya Lari Gembira Loper 10 K yang rencananya akan digelar 21 Agustus 2006 nanti.

Toni Napitupulu salah seorang ME The Jakarta Post datang langsung ke markas pembantu Yayasan Loper Indonesia, Jl.Barkah No.49, Kamis, 6 Juli 2006. “Dengan segenap hati dan jiwa , saya akan datang membantu tanpa syarat,” ujarnya polos, seperti kepolosannya saat membantu terselenggaranya Loper’s Day, 11 Maret 2005 lalu.

Wednesday, July 05, 2006

Halo Jaya Suprana, Agen masih ada, lho!


Halo Jaya Suprana, Agen masih ada, lho!

Umumnya penerbit berharap mitranya Agen, menjalankan tugasnya secara professional; mengirim, menagih, dan menambah jumlah langganan, termasuk diantaranya bagaimana melayani langganan, agar tercipta loyalitas dari Langganan.

Maka dulu, tidak kurang seorang Jaya Suprana dihadirkan KOMPAS untuk memberi dorongan melalui pengetahuannya di bidang pemasran yang demikian luas, yang sangat luas, dengan maksud para Agen terus bangkit jiwanya mengelola keagenan.

Tapi kini, disituasi psikologis Agen yang “maju kena, mundur kena” karena demikian sulitnya mempertahankan keagenan, umumnya penerbit, masing-masing hanya berpikir bagaimana menyelematkan penerbitannya, yang padahal untuk bisa tetap selamat, mau tidak mau para Agen harus lebih dulu diselamatkan. Bukan begitu?

Pengawas YLI Ali Sadikin, Himbau Awak Sirkulasi Dukung Loper Fun Run


Pengawas YLI Ali Sadikin, Himbau Awak Sirkulasi Dukung Loper Fun Run

Ali Sadikin, salah seorang dari pengawas Yayasan Loper Indonesia (YLI), Rabu, 5 Juli 2006, mengatakan, rencana YLI menggelar Loper Fun Run 10 K atau Lari Gembira Loper 10 K yang akan berkerjasama dengan KONI merupakan hal positip dan sepatutnya didukung oleh seluruh awak sirkulasi dan pengusaha pers Indonesia.

Menurutnya, 365 hari dalam setahun loper nyaris tidak mengenal hari libur, kecuali libur nasional. “Saya sangat berempati dengan kehidupan para Loper, dan kalau ada ajang seperti ini yang memanfaatkan hari Libur Nasional untuk memberi sedikit kegembiraan dan kepedulian terhadap loper adalah sesuatu yang baik. Dan karena itu, apa pun yang ditugaskan YLI kepada saya untuk menyukseskan acara ini, saya siap,” ujarnya dengan wajah serius.

Dalam pertemuannya dengan KU YLI Laris Naibaho, dia menegaskan, tidak perlu berpikir setengah-setengah mendukung kegiatan loper, karena mereka adalah bagian dari tubuh industri pers. “Saya percaya, Penerbit yang peduli terhadap loper akan menggapai sukses,”ujarnya tanpa ragu

Bincang Canda Imajiner Dengan Sangguru


Buku hasil karya Laris Naibaho, yang bergaya satire ini, mendapat perhatian yang luas dari kalangan pers. Beberapa suratkabar di antaranya Warta Kota, dan selama dua hari dikupas di INDOPOS, memang menimbulkan pertanyaan panjang bagi pembacanya. Dan sebagian dari ribuan pembaca masih juga bertanya, apakah wawancara yang ada di buku ini sungguh-sungguh imajiner atau sang penulis benar-benars bertemu dengan sangguru yang ditokohkan di sana.

Jawaban terhadap pertanyaan ini memang sangat diperlukan. Tetapi bukanlah hal yang terpenting, melainkan apakah setelah membaca, pembacanya akan menyadari, dan lalu berpikir untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari penulisan buku ini?

Buku Bincang Canda Imajiner dengan Sang Guru dicari-cari di tokoh buku, tetapi tak ada, karena hanya dicetak terbatas dan hanya ditujukan kepada pemerhati pers dan mereka yang bekerjadi industri pers Indonesia. Namun, jika Anda membutuhkan tidak salah mencarinya ke [BukuBookz!]--Garasi Media Cetak Kelompok Kompas Gramedia terdekat, atau atau telepon langsung ke : 829 9650, 8305208, 8314734 atau sms ke 0811 918 901.

Tuesday, July 04, 2006

Metro 24 Jam : YLI Gelar Loper 10 K

WARTA KOTA, SELASA, 27 JUNI 2006
YLI Gelar Loper 10K
Senayan, Warta Kota
Para loper yang tergabung dalam Yayasan Loper Indonesia (YLI) akan menggelar lomba lari 10 km. Mereka pun meminta bantuan dan dukungan KONI untuk lancarmya kegiatan itu.
Laris Naibaho, Ketua Umum YLI. mengatakan. lomba yang akan digelar Agustus 2006 nanti di­maksudkan untuk ajang ber­kumpulnya para tukang koran dan masvaraxat. "Selama ini ke­beradaan tukang Koran di Indo­nesia masih dipandang sebelah mata." katanya usai bertemu Ke­tua Umum KONI Agum Gumelar. Senin (26/6).
Meski hanva bekerja seba­gai tukang koran, katanya, mereka juga bisa berbuat se­suatu yang membanggakan untuk masyarakat.
Sementara itu, Agum Gumelar me­nyambut baik dan mengaj ak YLI untuk bertemu di kediam­
annya agar dapat membahas rencana ini dengan matang. Saya juga senang dengan ke­hadiran bapak-bapak YLI. Ini berarti teman saya bertam­bah," ujar pemilik moto "teman seribu masih kurang musuh satu terlalu banyak".
Dalam kesempatan itu, YLI memberi sebuah kenang-ke­nangan kepada Agum berupa­ coinpact disc berisi Mars Loper Indonesia. (m2)

Lopertika: Pungguk Merindukan Bulan

PUNGGUK MERINDUKAN BULAN
Oleh Laris Naibaho

Siapa yg tidak mengakui bahwa wartawan memiliki tempat khusus di masyarakat?
Kekhususan ini, tentu bukan karena dia adalah seorang yang kaya raya, atau memiliki jimat setinggi ajimat pancasona yg bisa meluluh lantakkan gunung batu.Tetapi boleh jadi kekhususan ini, oleh karena Wartawan dianggap sebagai tempat curahan hati, jika mengadu ke legislatip, ke judikatip, atau eksekutip tidak mempan. Maka Dalam Four Theory of The Press-nya, Profesor Siebert sampai mengatakan, Pers adalah organ ke empat, yang "Jauh lebih tinggi" dari 3 alat yg ain.
Ini memang benar adanya. Karena kalau tidak benar, tidak mungkin seorang calon Presiden harus lebih dulu soan (berkunjung) ke big bos penerbitan Pers, karena kalau tidak, maka urusan bisa jadi mandeg di tengah jalan. Mengapa? Sebab, setajam-tajamnya pisau, pastilah lebih tajam pisaunya pers, karena dia akan bisa mempengaruhi opini publik.
***
Karena itulah, bergaul dengan wartawan seharusnya sedap. Apalagi pergaulan tersebut diikat pula dengan hubungan yang bila serang-­sering buka buku biologi disebut sebagai "Simbiose Mutualisme"
Tapi siapa menyangka, mesin yg sehari-hari mengolek uang dari pembaca yg dalam Anggaran Dasar Yayasan Loper Indonesia (YLI) disebut Loper bisa jadi luput dari perhatian wartawan. Maka kalau loper dikejar-kejar oleh trantib, ditelanjangi, bahkan mungkin diberangus kehidupannya dari jalan-jalan, tidak menjadi persoalan baginya. Bahkan jangan-jangan enggan untuk memberitakannya, karena dianggap tidak memiliki nilai berita. Padahal, wartawan begitu perkasa untuk membuka borok KPU, bisa menelanjangi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, atau menggiring para bankir masuk bui.
Beruntung ada Yayasan Loper Indonesia yg dideklarasikan di sebuah tempat bersejarah, Istora Senayan 11 Maret 2005 yg lalu. Senyum dan tawa bergema di sana, karena konon, Yayasan ini
akan berjuang untuk memberi perlindungan kepada para loper, yg paling minimal adalah proteksi rawat inap,dan syukur-syukur juga perlindungan hukum dan lain-lain yg sehingga pekerjaan ini menarik bagi pencari pekerjaan.
Saat itu, mungkin sebagian besar atau bahkan seluruh loper yg hadir, juga para agen yg mendampinginya menaruh harapan yg dalam kepada YLI, yg kendati pekerjaan Loper tidak memberi harapan untuk bisa mendapatkan rumah, mobil dan apalagilah yg semacam itu, tapi jika proteksi ada, tentu jadi loper masih bisa memberi memberi kenyamanan.
Tetapi "Binatang" apakah YLI ini. Mampukah dia mengemban tugasnya? Jangan-jangan dia akan mati sebelum sempat lahir? Siapakah yg bertanggungjawab? Dan kalau dia mati, ke manakah Loper harus mengadu, atau milik siapakah para loper ini? Atau mungkinkah perlindungan kepada loper secara formal hanya sebuah utopia? Atau haruskah loper itu hanya pantas untuk dikasihani? Soalnya, tidak semua petinggi Pers di negeri ini yang peduli terhadap loper. Buktinya ada yang menolak mentah-mentah, ketika diminta untuk menjadi Pembina YLI. Bahkan untuk berbincang ria tentang nasib loper dia tidak sempat. Ibarat judul filmnya alm.Bing Slamet :" Saya sedang sibuk." Maka, kendati anggapan ini apriori, "Loper Merindukan
Bulan."
Menjadi benar adanya. Hidup Pers Indonesia
***

Demokrasi, Demokrasi Bohong


Demokrasi, Demokrasi Bohong
Oleh Laris Naibaho
PARTO, bergegas menemui Pak Sukri, kakeknya. Tanpa basa­basi lagi, langsung mengoceh tentang pengalamannya
selama sehari penuh mengitari Jakarta. Pertama, ia bercerita tentang dua pemuda yang duduk ber­dampingan di metromini yang hampir adu pisik, hanya karena asap rokok. Pemuda yang satu menegur, agar toleransi kepa­danya yang tidak merokok. Se­mentara si perokok dengan en­teng meminta, penegur bisa bertolerensi kepadanya yang sedang menikmati rokoknya.
BEBERAPA ratus meter dari pintu tol, metromini terpaksa berhenti. Tak bisa lewat, kare­na ribuan orang sedang berun­juk rasa ke salah satu departe­men produk Orde Reformasi. Suara-suara lantang, memekik­kan agar pemerintah memper­hatikan nasib para karyawan yang berkaitan dengan tugas pelayanan masyarakat.
Salah seorang penumpang yang sangat khawatir akan telat di kampus dan tidak bisa meng­ikuti ujian, turun dan berteriak. "Kalian bo!eh-boleh saja unjuk rasa. Tetapi, tertib dong! Ja­ngan semau gue dan mengham­bat aktivitas orang lain yang ti­dak ikut berunjuk rasa".
Salah seorang pengunjuk ra­sa, menyambut, "Jalan tol ini adalah milik negara. Berarti milik rakyat. Kami adalah raky­at. Berarti kami adalah pemi­liknya. Karena pemilik, maka kami bebas menggunakannya. Hidup rakyat..., hidup rakyat," teriaknya sambil mengepalkan tangan yang diikuti para pen­gunjuk rasa yang lain.
TIBA di depan salah satu mal dekat stasiun, di sana petugas bentrok dengan pedagang kaki lima yang berbaur dengan para supir bajaj. Petugas menjalan­kan perintah, dan semua itu mereka lakukan agar semua tertib dan berjalan lancar. Te­tapi para pedagang tetap ngotot bahwa mereka berhak mencari nafkah di atas trotoar, untuk mengasapi dapur, dan menye­kolahkan anak. Toh, menurut mereka, trotoar tersebut ada­lah warisan nenek moyang me­reka. Dan, yaitu, mereka bersi­keras, agar mereka tetap bisa berjalan.
"SUDAH, sudah. Ndak usah diterusin," potong Pak Sukri, melihat bibir Parto yang masih ingin nyerocos, menambah laporan perjalanannya.
Lalu pikiran Pak Sukri me­nerawang. Dia bayangan diri­nya berada pada tiga kejadian yang disampaikan Parto. Tanpa sadar bibirnya melontarkan kata, "Inikah yang dimaksud dengan euforia demokrasi ?" tanya Pak Sukri kepada dirinya sendiri.
Parto mengira, pertanyaan itu ditujukan padanya. "Eufo­ria demokrasi, apa artinya itu, Kek?"
Pak Sukri gelagapan. Karena memang tak menyadarinya. Ya, tidak siap menjawab. Tetapi, agar tetap tampak berwibawa di mata Parto, ia menjawab juga. "Euforia itu adalah suasa­na pikiran manusia yang ma­buk kepayang karena senang. Jadi eforia demokrasi, yah, suasana yang mabuk kepayang menggunakan demokrasi. Sam­pai demokrasi itu bisa bergeser dari pengertian dan tujuan­nya".
"Maksud, Kakek?"
"Ya, semua orang berhak dan bebas menyampaikan penda­patnya. Itulah demokrasi. Teta­pi, jika dengan dalih demokrasi semua orang menjadi bebas se­bebas-bebasnya, maka akan terjadi anarkhi".
"Jadi harusnya, bagaima­na?"
"Ya, demokrasi tanpa hu­kum, sama saja bohong," ujar Pak Sukri, sambil ngeloyor, tan­pa menghiraukan lagi cucunya, yang seakan masih ingin tahu lebih banyak tentang demok­rasi.
***
(dimuat di HU SANG SAKA, SABTU 15 APRIL 2000.)

Agen Koran Diadili

Bandarlampung, Antara

Para agen dan pengecer surat kabar serta majalah di Lampung dan Jakarta merasa khawatir. Menyusul pengadilan atas se­orang agen di Bandarlampung dengan dakwaan menyebarlu­askan sebuah majalah berbau pornografi.

Muha Setiawan, pemilik se­buah agen surat kabar dari Ja­karta. di Bandarlampung, Rabu mengatakan. sejak ada berita pengadilan atas MP Simorang­kir seorang agen koran di Peng­adilan Negeri (PN) Tanjungka­rang karena menjual majalah FENOMENA vang dinilai berbau pornografi, para agen koran me­rasa khawatir hal serupa me­nimpa mereka.

Muha bersama sejumlah peng­urus Asosiasi Agen Media Cetak Indonesia (AAMCI) berkunjung ke PWI Cabang Lampung ber­kaitan dengan pengadilan yang sedang berlangsung tersebut. MP Simorangkir, yang meng­edarkan rnajalah FENOMENA edisi No 065 dan didakwa pasal 282 KUHP yang isinya mem­pertontonkan gambar yang me­langgar kesopanan. Majalah Fenomena memiliki SIUPP No 1183/SK/SIIPP/ Menpen/1999.

Menurut Muha Setiawan, sejak menda­pat kabar itu hampir seluruh agen maupun pengecer media cetak di Jakarta diliputi keta­kutan, khawatir dituduh juga sebagai pengedar gambar yang melanggar kesopanan.

"Meski keberadaan majalah itu sah secara hukum, tapi kami tetap khawatir, sewaktu-waktu aparat bisa menangkap agen atau pengecer karena ketahuan sedang mengedarkan media ce­tak yang dinilai melanggar ke­sopanan. * KOMPAS, KAMIS, 14 OKTOBER 1999

Kunjungan Manajer Promosi Republika ke Agen



Ada yang datang, ada yang pergi. Yang pergi bisa lupa, atau kalaupun mengingat paling-paling bergumam dalam hati, "Emang gue pikirin...." Tidak apa-apa, to be or not to be, the show must go on.
Yang pergi tidak selalu lebih baik. Yang datang kemudian, bukan berarti tidak mengerti apa-apa. Usia boleh seumur jagung, tapi wanginya bak bau harumnya kencur yang bisa merebak ke mana-mana. "Wangi bok...!"
Begitulah, hari ini, Selasa, 4 Juli 2006, Manajer Promosi Republika, Ir. Imam, MM, bertandang ke markas Agen, Friendship Services, Jl.Barkah No.49, Jakarta, yang kini didisain menjadi [BukuBookz]!. Katanya sih, tanpa pemahaman yang pekat terhadap Agen dan lopernya, sangat sulit untuk mengubah citra pelayanan kepada pelanggan dan calon pelanggan. Dia juga sangat yakin, treatment khusus kepada Agen dan Loper adalah hal terpenting. "Saya akan berusaha sebaik mungkin agar Agen dan Loper mendapat tempat di hati semua pihak," ujarnya sambil senyum, ditimpali tawa renyah Manajer Sirkulasi Dedik Supardiono.