Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Saturday, September 15, 2007

Gudang Kata-kata


Friday, September 14, 2007

Surat Terbuka Untuk Mary Gold

Surat Terbuka untuk Mary Gold

Menutup mata dan membiarkan kesulitan yang tampak di depan mata kita, apalagi yang sehari-hari melaksanakan fungsi penting dalam usaha yang kita geluti, tentulah tidak bijaksana.

Loper, jauh sebelum Susilo Bambang Yudhono (SBY) menaikkan 2 kali lipat harga BBM sudah berada pada posisi sulit, yang “ hidup segan, mati tunggu waktu….” Upah 300-500 sebelumnya sudah tidak mampu menghidupi keluarga, apalagilah saat ini…

Hati ingin berteriak. Tapi berteriak kepada siapa? Penerbit? Ah, penerbit pun sebagian besar berada pada posisi sulit. Bahkan untuk bisa bertahan dan tidak gulung tikar, mungkin sudah luar biasa. Sementara agen, seperti berada di atas puncak ombak, yang gamang…. Menaikkan upah loper agar bisa sedikit membantu loper, akan berpengaruh pada cash flow yang ujung-ujungnya adalah tertudanya pembayaran ke penerbit.

Sampai saat ini, tidak satu pun penerbit, (mungkin karena terlalu sibuk?—pen )yang sudi meriset, apa dan bagaimana kehidupan loper-agen, khususnya agen langganan masih bisa bertahan. Padahal, lembaga yang namanya loper dan agen perlulah tetap eksis, sehingga rencana penerbit dan pemerintah untuk meningkatkan minat baca bisa tercapai. Lalu dengan keadaan sekarang, masihkah ke depan agen bisa bertahan?

Mary Gold,

Keadaan yang memprihatinkan ini, semakin hari semakin menebal di mayoritas agen. Hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan kian meningkatkan harga-harga dan tentu saja pengeluaran. Sementara untuk menambah penghasilan dengan menambah atau menaikkan oplah tentulah hal yang sangat sulit saat ini. Secara apriori saya bisa mengatakan, tak ada teori jitu yang dapat dipakai untuk menaikkan oplah saat ini. Kalau pun ada, celakanya, biaya untuk mendapat 1 langganan jauh lebih besar dari untuk yang diperoleh untuk satu tahun.

Mary Gold.

Bertolak dari kenyataan yang ada, saya ingin mengajak rakyat negeri ini untuk menurunkan SBY. Tapi ah, kecuali ini melanggar hukum, rasanya, saya tidak berkompeten untuk ini. Tapi, tentang loper, saya ingin mengajak anda untuk berbagi kesulitan dalam memerhatikan mereka dalam bentuk yang konkrit, sekecil apa pun itu. Mari ikutlah, supaya Jesus tersenyum dari tempat-Nya sana (lihat lampiran)

Jadi Mary Gold, 28 Agustus 2007 FS kembali FS grup menjual BeGuSaMisu kepada loper tercinta, sekedar memberi hiburan dan “ meringankan” dapur mereka. (hal yang seperti) sudah sering saya lakukan, dan yang terakhir adalah 31 Mei 2007 yang lalu). Saya berharap baik sebagai pribadi maupun isntitusi Bisnis Indonesia suka-cita menyambut program ini. Dan sekedar informasi, 28 Agustus 2007 adalah Ulang Tahun FS yang ke 35. Jadi sudah 35 tahun FS mengabdi dan tetap setia menjadi agen media cetak.

Terima kasih Mary Gold. Salam hangat saya untuk seluruh jajaran direksi, sirkulasi dan rekan-rekan lain di Bisnis Indonesia .

Salam hormat,

Laris Naibaho

In Memorium Mahtum Mastoem Dan Sasongko Sudaryo


In Memorium
Mahtum Mastoem dan Sasongko Sudaryo


Kedua sahabat ini, tidak sempat saya lihat pada saat sedang kritis di Rumah Sakit maupun ketika hendak dikebumikan ke tempat peristirahatan terakhir.
Mahtum Mastoem, baru saya tahu telah dipanggil oleh Allah yang Maha kuasa, sesaat setelah jenazah dimasukkan ke liang kubur. Budi Purnomo, sahabat saya menelpon saya dari Tanah Kusir, karena tidak melihat saya ada di sana.

Saya terdiam saat itu. Tubuh saya dingin dan pikiran kosong. Dan tanpa terasa, kedua belah pipih saya telah basah dengan air mata yang mengalir.

Machtum Mastoem, pribadi yang baik dan sangat tulus di mata saya. Tentu bukan karena dia sudah meninggal, sebagai mana lazimnya dalam pikiran banyak orang, “yang sudah meninggal pastilah orang baik.” Tidak. Tetapi sesungguhnya, saya mengenang kebaikan-kebaikan dari-Nya. Atau jangan-jangan dia turut serta mengilhami saya, untuk tetap di jalur ikrar dalam memperhatikan atau dengan kata lain untuk “memperjuangkan” eksistensi agen media cetak dan terutama loper.

Pertama kali saya mengajukan gagasan untuk menerbitkan majalah AGEN sebagai alat komunikasi antar Penerbit dan Agen, langsung disetujuinya. Saya ingat kalimat yang mengalir dari bibirnya, “Ayo, Bung! Terbitkan saja, biar saya pribadi yang membiayai ongkos cetaknya. Dan soal isinya, tulis saja apa yang ada dalam pikiran Bung. Tidak usah takut ini-itu.”
Jadilah majalah AGEN terbit, hingga edisi ke 12. Dan kendati majalah AGEN tersebut sudah tidak terbit lagi, tetapi sejarah penerbitan pers mencatat, ada sebuah majalah terbit yang hanya diawaki oleh para agen media cetak.

Masih banyak peristiwa yang menghubunngkan pikiran saya dengannya. Yang masih melekat di benak saya, ketika dia memelukku di Loper’s Day 1, di Istora Senayan, 11 Maret 2005, “Maju t’rus, Bung,”bisiknya ke telinga saya. Saya terharu, dan menahan isak di dada. Pun ketika di Buka Puasa Bersama di Gedung Serbaguna, Senayan. Acaranya ketika itu bersama Sutiyoso. Sebelum acara dia mengatakan kepada saya, agar jangan pernah berhenti. “Apa yang kamu lakukan itu sudah pas. Jangan segan-segan menghubungi saya untuk apapun yang berkaitan dengan loper,” ujarnya ketika itu. “Harus ada orang seperti kamu, yang pantang lelah, pantang menyerah, sehingga suasana menjadi dinamis,” tambahnya waktu itu.

Saat Loper’s Day 2, yang bertajuk Loper Fun Run, ketika itu bersama Agum Gumelar, dia hanya menitipkan pesan, karena tidak bisa hadir. “Aku tetap bersama loper.” Demikian pesan singkatnya.


Cita-cita bersamanya memang cukup banyak dan semuanya, bagaimana agar loper menjadi tujuan pencari pekerjaan, dan karena itu, menurutnya, harus terus-menerus disuarakan kepada masyarakat, bahwa jadi loper itu tidak perlu merasa rendah diri, dan ketika saya memohon agar dia duduk sebagai Pembina di YLI dia langsung setuju, bahkan dia memberi gagasan-gagasan yang indah, yang sampai dia dipanggil Tuhan, 3 November 2006 gagasan agar YLI menjadi payung loper dalam menjalankan aktivitasnya masih dalam perjuangan...
bbb
Sasongko Sudaryo, di Loper Fun Run, memeluk saya dengan erat. “Ayo, Bung, kita berfoto-ria dulu sebagai kenang-kenangan,” ujarnya.


Kami pun berfoto-foto ria bersama para Duta Besar negara sahabat yang menghadiri acara tersebut. “ Acara ini luar biasa. Sebanyak ini loper di Jakarta?” tanyanya.


Aku tersenyum, lalu menjawab. “Ini hanya 20 prosen dari jumlah loper yang ada di Jakarta.”
“Kalau begitu dibuat yang lebih besar lagi, dong!” katanya sambil tertawa-tawa.
“Pasti, Pak. Asal bapak tetap mendukung,”ujarku.

“Macam apa pula kau ini, Bung.Apa ada acara yang Bung bikin tidak kita dukung?” katanya. Tetap dengan tertawa. “Bung pasti bisalah. Apalagi Kompas sudah dukung. Jadilah itu. Agung, gimana?”


“Dia selalu dukung, Pak. Transport loper, semua dari mereka,” jawabku.
“Baguslah. Yah, kami baru bisa bantu iklanlah. Habis gimana, koran sore sekarang payah,” ujarnya.


Kami berpisah. Dia ijin untuk duluan pulang, karena ada acara keluarga.
Cita-citanya agar melibatkan loper lebih besar lagi, ternyata terkabul. Tuhan mungkin selalu mendengar, jika berkaitan dengan rakyat jelata. Loper’s Day 3 pun digagas, dan jadilah ditetapkan 31 Maret 2007.


Dia langsung memberi perintah ke bagian iklan, agar apa pun yang menyangkut Loper’s Day 3 dibantu. Semua sirkulasi diperintahkan untuk membantu panitia. Benarlah. Pantai Festifal Taman Impian Jaya Ancol menjadi saksi. 20.000 ribu loper yang diaudit langsung oleh MURI memeriahkan acara Loper’s Day 3 plus tiga ribuan yang bukan loper. Spektakuler kata orang yang menyaksikan. Tapi sayang..., paginya dia meng sms saya. Saya tidak simpan sms itu. Tapi isinya, “Bung mohon maaf, saya tidak bisa hadir. Ada acara keluarga yang saya harus ada di sana. Hidup loper.”


Sms-nya masih saya balas. “Usahakan aja meski hanya lima menit, Pak. Agar loper semangat.”
Dia tak membalas. Dan dia pun memang tidak hadir ketika itu. Setelah itu pun, saya kehilangan kontak dengannya, sampai Tuhan menjemputnya, Kamis 30 Agustus 2007. Berita duka meninggalnya sahabat ini, saya terima saat saat saya di Medan menghadiri pesta keponakan.
Saya tidak tahu harus mengatakan apa. Dan tidak berkata apa pun, ketika berita itu saya dengar. Saya hanya diam membisu sambil menatapi lantai dengan mata kosong. Beku.
***

Dua sahabat yang menjadi Pembina YLI telah bersemayam di Sorga. Barangkali atau tidak, percaya atau sebaliknya, pastilah kalian masih menatap kehdupan kami di sini, di dunia yang fana ini...Semoga kalian di sana bersuka cita menjadi pelayan Tuhan.
(Semua harus pergi
Semua pasti menghadap
waktu memang panjang
tapi
terlalu sedikit untuk bisa berbuat...
Tak ada kata sekuat iman
dan adakah
iman yang lebih sempurna dari perbuatan...?
Aku tidak bisa melakukan
semuanya, tetapi bagian terkecil dari yang besar yang menjadi bagianku, adakah
aku mau dan mampu melakukan...?)




Setelah kita lalu siapa?
Ada yang membuka hutan
ada yang
menanami
lalu ada yang menuai
dan
kendati masih membuka hutan yang
teramat
gelap dan penuh dengan duri, mungkinkah YLI kelak menjadi seperti
yang
dicita-citakan?
bbb
Laris Naibaho
(Ketua Umum Yayasan Loper Indonesia)
Jl.Barkah No.49
Jakarta.12860
larisnaibaho@yahoo.co.id

Saturday, September 08, 2007

Si Ganteng dan Si Cantik nan Cantik


Biarlah senyum Ali Sadikin sebagai pengawas YLI dan tawa-tawa keceriaan yang menjadi saksi peristiwa yang menenteramkan jiwa dan menggelorakan semangat : Loper's Day 3.

Friday, September 07, 2007

Foto Kenangan


Meskipun ditengarai Loper's Day 3 Sabtu, 31 Maret 2007, sebagai "Telah Mencuri Star Kampanye", Calon Gubernu dalam Pemilihan Gubernur DKI 2007, tetapi sesungguhnya, tidaklah demikian.
Loper's Day adalah hari cinta kasih untuk pada loper dan dilakukan saat media cetak umumnya tidak terbit. Dan hal ini sebagai perwujudan cinta kasih dan kepedulian penerbit, agen, dan masyakat pembaca terhadap insan ini, karena mereka selama 1 tahun secara terus-menerus melaksanakan tugasny termasuk di hari Minggu.
Loper's Day kendati bukan hari libur resmi secara nasional, tetapi diharapkan setiap hari libur nasional menjadi hari libur juga bagi para loper. Hidup Loper.
Keerangan gambar (kiri ke kanan : Ruhut Sitompul, SH, Laris Naibaho (Ketua Umum YLI), Fauzi Bowo (Wakil Gubernur DKI), Tarman Azzam (Ketua Umum PWI), Dedy Pristiwanti,(Pemimpin Umum Warta Kota)

Monday, September 03, 2007

Loper's Day 3 dan MURI


Museum Rekor Indonesia mencatat rekor untuk Loper's Day 3 yang berlangsung Sabtu, 31 Maret 2007 di Taman Impian Jaya Ancol.
Dalam gambar, Sugeng Hari Santoso mewakili Pembina, dan Laris Naibaho, Ketua Umum YLI, mewakili pengurus, menerima Piagam Pemecahan Rekor dari Jaya Suprana selaku direktur MURI.
Pemecahan ini untuk jumlah terbanyak atau sebanyak 20.000 loper menghadiri sebuah acara.
dan acara tersebut bernama Loper's Day 3.
***

ARSIP Peristiwa



UNDANGAN



35 tahun bukanlah waktu yang pendek. Cukup panjang. Tetapi perjalanan ke depan masih terlalu panjang. Dan tidak seorang pun tahu, seperti apa akan terjadi…

Friendship Services, sebutlah bekerja sebagai pengganti kata mengabdi di distribusi media cetak. Saya sebut bekerja, karena pekerjaan tersebut telah memberi kontribusi kepada pribadi maupun keluarga yang melakoninya. Karena itu, saya tidak berani mengatakan mengabdi, karena sesungguhnya seorang yang mengabdi, dia akan melakukan sesuatu tanpa syarat apa pun.
Selama 35 tahun, FS dengan setia dan berkomitmen untuk melakukan yang tebaik kepada seluruh mitranya. Ini bukan slogan atau basa-basi. Tapi, kendati sudah berusaha semampu yang bisa dilakukan, tetap saja di sana-sini terdapat kekurangan. Maklum, kadang sdm yang ada tidak sepenuhnya mampu mengikut zaman yang bergerak sangat cepat.

Kendati tidak menjadi agen terbaik, tetapi kami yakini, FS bukanlah agen terjelek. Dan selama menjalankan profesinya, hingga saat ini masih berhubungan baik dengan seluruh penerbit dan mitra lainnya. Soal di sana-sini terdapat kekurangan tentulah hal yang lazim, sebab, “Bukankah tidak ada gading yang tidak retak?”

Mitra FS yang kami hormati,

28 Agustus 2007 ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kami bermaksud menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan, karena FS masih bisa eksis melaksanakan tugasnya. Hal yang membanggakan hati, karena hanya nol koma sekian persen dari mitra FS yang masih mengeluh akan pelayanan kami. Dan bukankah ini karena Tuhan ikut campur tangan?

Karena itu, mengundang anda, pada hari Selasa, 28 Agustus 2007, untuk merayakannya secara sederhana, sambil menyerahkan BeGuSaMiSu kepada loper yang ikut dalam program ini, adalah kehangatan dan kerinduan tersendiri. Maka datanglah…

Sekali lagi, datanglah!

o Hari Selasa, 28 Agustus 2007
o Tempat, Jl.Barkah No.49, Jakarta
o Mulai pukul 10.55 sd. 14.00

Dari relung hati nan paling dalam, kami berdoa dengan setulus hati kepada-Nya, agar anda dan keluarga di berkati Tuhan siang dan malam, sehingga dengan ringan dan hati yang berbunga-bunga hadir di acara nanti.

Hormat saya,



Laris Naibaho

Tanyalah pada rumput yang bergoyang

Editorial

Hidup kian membosankan.

Tak ada hari tanpa berita yang menyesakkan dada. Harga sembako terus merangkak naik, sementara penghasilan menghujam tajam. Lalu siapa yang peduli?

Kepercayaanku kepada pemerintah saat ini berada di titik nadir. Apa pun yang mereka bicarakan saya anggap sebagai lelucon dan berada di luar kebenaran. Bagaimana tidak, minyak tanah, gas, beras, minyak goreng, sulit didapat. Dan harga-harga lainnya, tanpa komando sudah menaikan harganya sendiri-sendiri.

Loper?

Sudahlah, usah menangis. Siapa yang mau memikirkan nasibmu? Berharap kepada penerbit saat ini, hal yang tidak mungkin. Dan penghasilanmu yang kecil akan semakin tidak berarti. Dan terus terang, saya tidak memiliki jalan ke luar untuk menanggulangi kesulitanmu, jika hanya mengandalkan tugasmu media cetak saat ini. Jadi, kalau mau bertanya, bagaimana jalan terbaik untuk menanggulangi keadaan yang semakin sulit ini, usah tanya padaku. Tapi tanyalah kepada “ rumput yang bergoyang…”. Tapi bagaimana pun, doaku bersamamu.

(laris naibaho)