Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Monday, May 12, 2008

Loper Yang Percaya Diri

Loper Yang Percaya Diri

“ Mengapa rupanya kalau saya sombong, kamu rugi? Lagi pula, itu hanya persepsimu. Tapi saya harus tegaskan, kamu jangan macam-macam, dan tidak perlu memberi pernyataan yang mencoba mendiskreditkan Loper’s Day. Sekali lagi jangan coba-coba.”

Bagi anda saya mungkin terkesan sombong. Tidak apa. Tapi kalau mau jujur, loper adalah orang terhebat di Indonesia. Bayangkan, sebagai loper, saya memiliki orang-orang hebat di belakang. Ada Yakob Oetama, Surya Paloh, Erich Tohir, Wim Tangklisan, Bambang Sukartiono, Saur Hutabarat, Primus Dorimulu, Rikard Bagun, dan saya sebut saja semua pengusaha pers, semua pemimpin redaksi, semua wartawan ada di belakang loper. Apa tidak hebat? Pekerja bidang apa yang ada sehebat itu? Sangat tidak mungkin Loper’s Day gagal. Tidak mungkin, kendati, saya tetap melipat tangan berdoa dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, Allah yang Maha baik.

Jadi saya amat bangga sebagai loper. Bangga amat. Karena itu, saya tidak akan meninggalkan pekerjaan ini, meski harus bangun di saat orang-orang masih terlelap. Dinginnya angin pagi bukan halangan, dan meski lalu lintas di sore hari tidak bersahabat akan kutekuni pekerjaan ini, selama kaki masih kuat untuk mengayuh sepeda.

Pekerjaan ini memang tidak bisa diharapkan untuk membeli rumah. Itu jauh. Untuk biaya sekolah anak pun masih harus ngutang sana-sini. Bahkan untuk mengasapi dapur, saya masih harus nyambi ini itu di siang hari. Tidak apa. Saya bangga sebagai loper, karena yakin, saya telah menjadi jembatan kebaikan untuk mengantarkan informasi kepada pembaca. Coba, apa jadinya kalau saya tidak meloper, bukankah akan banyak yang menderita, khususnya pembaca?

Saat ini memang perlakuan terhadap kami sebagai loper belum jelas. Tapi saya yakin, para petinggi Pers di negeri ini tidak menutup mata tentang kehidupan kami. Mereka pasti sedang merumuskan yang terbaik. Buktinya, sudah 3 kali Loper’s Day diadakan. Dan itu, katanya, adalah acara yang dilakukan sebagai perwujudan cinta kasih kepada kami. Yang lainnya, seperti; jaminan rawat kesehatan dan uniform-uniform lain yang menandakan kami sebagai loper akan menyusul.

Loper’s Day 2008 memang sudah kami tunggu-tunggu. Sehari dalam setahun tidak meloper adalah kenikmatan tiada tara. Apa pun bentuknya tidak masalah. Kami tidak menuntut harus begini atau begitu. Kami tidak menuntut harus mewah, atau wah-wah yang lain. Sederhana saja. Di Loper’s Day inilah kami bisa berkumpul dan menyatukan bathin, katakanlah semacam ikrar agar kami setia melaksanakan pekerjaan ini.
Jadi, kamu datang saja nanti di Loper’s Day, 30 Juli 2008 di Pantai Carnaval, agar kamu lihat di sana; para petinggi Pers, pekerja di industry Pers, Agen media cetak, pejabat Negara yang bersatu memperhatikan kami. Dan tariklah ucapanmu yang menyebut kami sombong. Tidak. Loper itu tidak ada yang sombong. Tapi mungkin terlalu bangga atau sangat percaya diri, karena di belakangnnya adalah orang-orang yang hebat.
***

Hidup Loper,
Hidup Agen,
Hidup Sirkulasi,
(“ Hidup adalah Perbuatan”)

No comments: