Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Wednesday, May 07, 2008

Hening Loper’s Day

Hening Loper’s Day

Sepertinya, Sutrisno Bachir yang Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) mungkin sedang mabuk kepayang dengan puisinya Chairil Anwar, “Sekali Hidup Berarti, Besok kita sepertinya tiada lagi…”.Mungkinkah dia sedang melakukan proses pencarian jati diri?

Berkali-kali kutipan syair itu dipublikasikan lewat iklan diharian-harian Ibukota. Sehalaman penuh, dari hitam putih sampai yang full color. Bisa dihitung berapa banyak uang yang keluar dari dompetnya untuk membiaya iklan tersebut.

Orang bisa menebak-nebak, bahwa semua itu pasti ada tujuan. Kalau tidak, sangat tidak mungkin dia mau mengeluarkan uang sebanyak itu. Dia tentu menghitung untung rugi. Sebab, bukankah sebelum menjadi politisi dia adalah pedagang? Karena itu sudah pastilah “ada udang di balik batu”. Di balik itu mungkin dia sedang “memasarkan diri” bahwa dia layak digandeng untuk menjadi RI 2.
Tapi mau jadi apa pun Sutrisno Bachir, bukan hal penting yang ingin saya sampaikan kepada anda semua sahabat saya; para agen, sirkulasi, redaksi serta rekan-rekan lainnya di perusahaan Pers Indonesia. Saya tertarik dengan penggalan puisi Chairil Anwar, “Sekali Hidup Berarti, Besok kita sepertinya tiada lagi…”. Bulu kuduk merinding bila mengulang membacanya. Iya, ternyata memang kita : “hanya hidup satu kali saja”. Lalu…?

Setelah berangkat keharibaan-Nya, tidak mungkin bisa kembali. Dan tidak mungkin berkata, “Jangan panggil aku, karena tugas belum selesai….” Tidak bisa. Begitu titik, yah titik. Tidak ada yang bisa kita bawa ke Sana. Katanya, “Dari mana aku datang ke sanalah aku kembali. Dari debu kembali menjadi debu….” Lalu?

Saya tidak berani membahasnya, karena ini bukan tujuan dari surat ini, kecuali, “Sekali hidup berarti…” itu saja. Dan tanpa maksud apa pun, saya mencoba menyampaikan renungan saya malam ini. biarlah pengusaha memperhatikan buruhnya. Guru memperhatikan muridnya, ayah memperhatikan anaknya, dan saling memperhatikan dalam arti yang seluas-luasnya. Maka, semogalah Loper’s Day 2008, 30 Juli 2008 di Pantai Carnaval menjadi pijakan berpikir, “Sekali hidup berarti…”. Ayo mari bahu membahu, bukankah “dari debu ke debu”? Dan dari Loper ke Loper?


(Hidup Loper
Hidup Pengusaha Pers Indonesia
Hidup Wartawan
Hidup Perusahaan Pers Indonesia
Jayalah Negeriku.)

No comments: