Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Wednesday, September 06, 2006

Klipping Media Indonesia : Kini Agen Punya 'Agen'

Kini Agen Punya'Agen'

Agen yang satu ini bukan sembarang agen. Ia nama majalah sebagai wadah komunikasi. Dan Agen bukan majalah hura-hura, tapi untuk kaum profesianal.

Menurut Laris Naibaho Ketua Penyunting Agen selama ini penerbit memang tidak per nah membuat bagaimana agar agen memiliki komu-nikasi. Karena kalau agen bersatu, mungkin mereka takut. Padahal sebenarnya tidak perlu. Akhirnya mereka menerbitkan Agen supaya setiap orang yang merasa diri­riya agen atau bagian sirkulasi, ada tempat sakurannya.

Slogan dari para penerbit, bahwa agen itu ujungtombak, mitra, dan se­bagainya, menurutLaris hanyasebuah isapan jempol. "Kami-kami ini kan sudah kumpul sekian puluh tahun, ter­nyata kita berpikir kita ini di bagian mana sih? Di bagian redaksi, tidak juga. Padahal kalau ada masukan me­ngenai redaksi, kita ditanya. Di bagian sirkulasi, juga tidak. Tapi kalau ada yang menyangkut pemasaran, kita ditanya. 3agian Man pun tvdak. Tapi kalau misalnya kurang Man di sebuah penerbitan, kita juga ditanya," hu­jatnya.

Adalah Budi Purnomo Redaktur Pelaksana Agen yang berkisah soal proses lahirnya majalah ini, yakni di­mulai Oktober 1995. "Waktu itu sudah ada pertemuan-pertemuan. Kemudian terbit perdana pada Maret 1996;" katanya.

Yang membidani dan kemudian melahirkan ide Agen ada sekitar 12 agen. Karena, Budi Purnomowaktu itu bekerjadi Friendship (nama agen koran yang tempatnya juga sebagai markas (Agen). Tak heran bila ditunjuk menjadi redpel, dan tidak ada orang luar yang menulis di majalah ini.

Majalah ini tidak dijual dan tidak akan pernah dijual serta hanya beredar di kalangan terbatas. Dana yang diperoleh untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya berasal dari para agen secar swadaya. Kalaupun ada
iklan-iklan yang terpasang di dalam­nya, menurut Laris, itu bukan iklan dalam pengertian yang sebenarnya. "Hanya untuk memperindah sebuah cetakan. Karena kalau nanti kita buat berita saja di sini, sepertinya kurang bagus. Hanya untuk memperindah lay-out, kok.Lagipulapemasangiklan akan rugi karena pembacanya terbatas hanya agen-agen," tambahnya.

Sasaran pembaca selain agen, juga penerbit. Karena penerbit juga perlu
~ Bukan hura•hura
Wan `gratis' karena sekadar mempercantik wajah.
dicerdaskan. Di edisi nomor dua mi­salnya, pada rubrik_Celotehadajudul Manager lklan Versi Medan: Yang Pontang-Panting Itu Yang Penting, di situ digambarkan penerbit itu juga dicerdaskan. Karena, ada penerbit di bidang-bidang tertentu yang merasa dirinya hebat. Contoh yang paling se­derhana, di sebuah penerbitan. Bagian
nerbitan, sama. Artinya, semua ber­peran serta dalam maju mundurnya sebuah penerbitan. Tidak lagi ada yang arogan atau merasa minder. Sehingga sistem penggajiannya pun barangkali akan tidak berbeda.

Lantas siapa saja yang berdiri 'mem­bekingi' Agen? Bisa disebut H.Mahtum Mastoem (Gatra), Jacob Oetama (Kompas-Gramedia Group) dan Luk­man Umar (Majalah Kartini) sebagai pelindung dalam jajaran redaksi. Sementara Sigit Pramono selaku penasihat dan H Muha Setiawan ketua pengarah.

Yang jelas, Laris dan Budi kurang setuju jika dikatakan hanya Mahtum
yang berada di belakang Agen ini. Menurut mereka, pelindungnya nanti bisa saja makin bertambah. "Mungkin akan adaPak Surya Paloh dari Media Indonesia. Cuma karena kita belum bertemu dengan Pak'Surya dan menanyakan apakah bersedia jadi pe­lindung. Jadi namanya belum bisa dicantumkan di boks redaksi. Rencananya mau ditambah dengan Pak Albert Hasibuan dan Pak Sukamdani Gitosarjono. Tapi juga belum ketemu.” Ujar Laris (Media Indonesia, Minggu 16 Juni 1996)

No comments: