Anak Yang Kukasihi

Anak Yang Kukasihi
Obamaputralaris

Wednesday, February 06, 2013


Bila Perlu, Benggali Jadi Bupati

Sore ini Jamordong menjadi nara sumber utama di seminar yang diadakan oleh salah satu LSM yang bertajuk  “Mencari Pemimpin Yang Amanah”.
Seminar yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dari utusan marga-marga, Pers, juga para kandidat yang akan bertarung memperebutkan kursi nomor  1 di Kabupaten, sedikit agak tegang.  Situasi memanas manakala Jamordong mulai mengaitkan kepemimpinan dengan marga yang sangat dominan pada masa yang lampau, tetapi secara faktual tidak mampu memimpin dan melaksanakan apa yang dilontarkan pada saat kampanye.
“Bukan marga yang tidak kompeten. Anda keliru, Jamordong! Jangan marga kami yang disalahkan, tapi oknumnyalah yang tidak becus. Anda tahu, kami pun sangat kecewa dengan kinerjanya.  Tarik ucapan Anda, atau anda kami laporkan ke Polisi sebagai telah ‘melakukan perbuatan tidak menyenangkan’  Lontaran anda sangat jelas telah menghina marga,” ujar Jahormat, yang menjadi juru bicara sebuah marga yang ikut dalam seminar itu.
He, ini Seminar Lae. Bukan Lapo tuak .Saya sedang menjelaskan, bahwa pada waktu yang lalu, saya memilih Bupati yang sekarang menjabat, ini bukan berdasarkan ratio. Saya tahu kapasitas  dan juga track recordnya sebelumnya, minus. Tapi karena pardijabu ( isteriku) semarga dengan dia, pun  marga mereka merupakan Bonaniari  marga kami, yang tentu  secara adat kami harus patuh, maka saya dan seluruh keluarga besar kami, memilih dia waktu itu. Begitu faktanya,” sambut Jamordong berapi –api.
“Kalau begitu, apa solusinya?” kejar Jahormat. “Anda jangan hanya melontarkan sesuatu, tanpa bisa memberi jalan ke luar, agar kelak kita bisa mendapat pemimpin yang  amanah. Artinya apa yang ke luar dari bibirnya begitu juga di hatinya, dan dilaksanakan sepenuhnya.  Tidak seperti sekarang ini, Pembangunan terlantar, bahkan sayup-sayup saya dengar,  penebangan hutan bukan malah stop, tapi makin menggila, belum lagi pencemaran danau yang katanya akibat adanya perusahaan perikanan asing yang lahannya ada di danau yang kita cintai ini,”tambah Jahormat dengan suara lantang. Tak kalah lantang dari Jamordong.
Mauliate, Lae. Berarti sebenarnya kita memiliki keprihatinan yang sama dan sebangun. Di usia kita yang mulai senja, seharusnya kita merapatkan barisan, agar kita berpikir dan bertindak hal yang sama, sehingga kita bisa memilih pemimpin yang benar. Yang Amanah. Yang kelak bisa membawa daerah kita ini  maju, lestari hutannya, lestari tanahnya, lestari danaunya, dan sejahtera rakyatnya. Maka dari sekarang sudah kita buatkan kriteria yang diharuskan dimiliki oleh calon pemimpin sebelum bertarung di Pemilihan.”
“Tolong perjelas maksudnya. Jangan ngambang. Saya belum melihat inti dari yang barusan anda sebutkan,” kejar Jahormat.
“Makanya Lae, kalau diskusi,  selain mendengar, perhatikan juga apa yang tersirat apa yang disampaikan oleh dari lawan bicara. Seminar  yang hanya beberapa jam ini, tidak cukup waktu untuk menjelaskan semuanya.”
“Okelah. Teruskan!”
“Jadi, seperti yang saya uraikan sejak awal, ke depan, kita tidak lagi harus persoalkan marga apa yang harus memimpin daerah ini. Sekali lagi, bukan soal marga. Ini harus kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, agar mulailah menggunakan rasio—akal pikiran yang sehat  dalam memilih pemimpinnya.  Nadae do dohonon, bila perlu Bunggali i ma binaen gabe Bupati, asalma tingkos jala jujur mangulahon. Unang be nian dohot mangarampok hutaon—Cuma sungkan untuk mengatakan, bila perlu, Benggali itu kita pilih jadi pemimpin, asalkan benar dan jujur melakukan tugasnya, serta tidak pula merampok daerah ini untuk kepentingan diri sendiri.
“Artinya, kita harus mengajak rakyat memilih bukan berdasarkan marga, kerabat atau karena hubungan-hubungan kekerabatan lainnya? Tapi yang sungguh-sungguh mengabdikan dirinya membangun daerah ini tanpa pamrih?” Lanjut Jahormat.
“Mula-hulak pertanyaanmu. Na-kopi-on do ho manang naung male?—Bolak-balik pertanyaanmu. Jangan-jangan kau kebanyakan minum kopi atau karena sudah lapar?”
***
(Laris Naibaho—CEO KEDAI KOPI KAMU)





No comments: